Bocah Pertalite Farhan Abimanu akan diperiksa Dinkes Bojonegoro. Warga Desa Kesongo, Kedungadem yang hobi menghirup aroma Pertalite itu akan didampingi secara medis.
Ani Pujiningrum, Kepala Dinkes Bojonegoro menyatakan pihaknya akan lebih dulu melakukan pemeriksaan terhadap bocah dengan hobi yang unik tersebut.
"Kami akan periksa dulu untuk anaknya, apabila perlu pendampingan secara medis akan kami tindak lanjuti," tutur Ani Pujiningrum kepada detikJatim, Jumat (5/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ani menambahkan bahwa remaja yang akrab disapa Manu itu sebenarnya sudah pernah disambangi oleh petugas Puskesmas setempat setelah dia viral.
"Kebiasaan menghirup bensin sudah pernah diedukasi dan dikunjungi petugas Puskesmas Desa juga Kapolsek tapi tidak bersedia direhabilitasi. Besok akan kami tindak lanjuti lagi," katanya.
Manu kecanduan menghirup aroma pertalite sejak masih Taman Kanak-kanak. Tingkahnya pun tak biasa.
Demi bisa terus menghirup Pertalite bocah itu ke mana-mana membawa botol plastik berisi BBM.
Pantauan detikJatim, botol plastik air mineral itu tidak pernah lepas dari dekapan Manu.
Saat berbincang, saat pergi keluar rumah, bahkan tersebar di sejumlah konten video YouTube, Manu tampak menyelipkan botol plastik isi Pertalite itu di balik kausnya.
Saat diperhatikan, Pertalite di dalam botol tersebut tidak terlalu banyak. Cairan bahan bakar itu terpantau hanya memenuhi seperempat dari kapasitas botol air mineral tanggung.
Kepada detikJatim bocah warga Desa Kesongo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro itu menyebutkan bahwa aroma Pertalite itu enak untuk dihirup.
Bahkan, bila sekali saja dirinya tidak menghirup aroma Pertalite itu tubuhnya terasa lemas.
"Rasanya enak. Jika saya nggak menghirup badan malah terasa lemes," kata Manu saat ditemui di rumahnya.
Tarning, ibu Manu mengaku sudah melarangnya sejak lama. Tapi kebiasaan itu tidak bisa dihentikan karena sang anak mengaku enak dan nyaman kalau sudah mencium pertalite.
"Sampun dangu. Terose larene nggeh enak (sudah lama dilarang, kata anaknya ya enak)," tutur Tarning.
(dpe/fat)