Sejumlah pengendara mobil kerap tersesat menuju arah Jembatan Pelor, Kota Malang saat mengikuti arahan dari Google Maps. Peristiwa itu ramai menjadi perbincangan masyarakat.
Berbicara soal Jembatan Pelor. Jembatan ini merupakan jalur alternatif yang kerap digunakan pengendara roda dua. Bahkan, jembatan dengan panjang 148 meter ini setiap harinya tak pernah sepi.
Lalu-lalang pengendara roda dua sejak pagi sampai malam selalu terlihat memadati jembatan pelor Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, Kota Malang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jembatan penghubung Oro-Oro Dowo dengan Samaan atau Kalpataru ini sebelumnya juga sempat direnovasi oleh Pemkot Malang pada akhir tahun 2021 lalu.
Dengan adanya renovasi tersebut, jembatan yang sebelumnya hanya memiliki lebar 1,9 meter kini memiliki lebar 4,9 meter. Dengan penambahan jalur khusus pejalan kaki.
![]() |
Pengecatan dan penambahan lampu penerangan juga semakin memperindah dan membuat pengendara lebih nyaman saat melalui Jembatan Pelor tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah pengendara mobil tersesat menuju ke Jembatan Peler. Padahal jembatan tersebut hanya bisa diakses kendaraan roda dua dan pejalan kaki.
Ketua RW 04, Kelurahan Samaan Bambang Eka Adi mengatakan mobil tersesat menuju Kembatan Pelor itu telah terjadi beberapa kali. Kejadian pertama yang diketahui pada Jumat (28/4/2023) siang.
Sebuah mobil dengan plat L 1953 LU masuk hingga depan Jembatan Peler. Pengemudi harus dibantu warga untuk keluar karena akses jalan yang kecil dan tidak mungkin dilalui mobil.
Keesokan harinya pada Sabtu (29/4/2023) malam, sebuah mobil kembali tersesat ke Jembatan Peler. Berdasarkan penelusuran mobil-mobil itu tersesat ke arah Jembatan Peler karena mengikuti arahan dari google maps.
"Kalau keterangan warga habis ngobrol sama sopir mobil (yang tersesat) itu masuk ke arah jembatan pelor itu mengikuti Google Maps. Para pengendara tidak mengetahui bahwa jalan itu sebenarnya tidak bisa dilalui mobil," terang Bambang.
(abq/fat)