Kasus Viral RS Premier Tolak Pasien hingga Meninggal Berakhir Damai

Kasus Viral RS Premier Tolak Pasien hingga Meninggal Berakhir Damai

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Sabtu, 29 Apr 2023 16:41 WIB
rs premier diluruk massa
Permasalahan keluarga pasien dan RS Premier berakhir damai (Foto: Praditya Fauzi Rahman)
Surabaya -

Permasalahan antara keluarga pasien dan RS Premier Surabaya berakhir damai. Kedua belah pihak telah saling memaafkan.

Direktur RS Premier Surabaya dr.Hartono Tanto mengaku ada kekhilafan dalam melayani pasien kala itu. Menurut Hartono, hal itu karena kekhilafan semata.

"Saya mewakili manajemen RS Premier Surabaya mohon maaf sekali yang sebesar-besarnya atas pelayanan yang tidak baik terhadap almarhum Peter Manuputty. Kami tidak melakukan defence apapun karena menurut kami itu hal yang sudah terjadi, saya tulus hati dan rendah hati memohon maaf yang sebesar-besarnya," ujar Hartono saat dilakukan mediasi dengan keluarga pasien di RS Premier, Sabtu (29/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, istri pasien, Lisa Manuputty mengaku menerima permintaan maaf dari pihak RS Premier Surabaya. Namun, Lisa menjabarkan terlebih dulu kronologi yang ia alami kala itu dalam mediasi tersebut.

"Saat itu, suami saya di rumah saturasi 60, kalo heart attack ada golden periode, penanganannya harus sekian detik, bukan menit. Pas itu, kondisi bapak (Peter) kepala di tengah saat dalam mobil, lalu saya bilang ke suster agar segera ditangani. Lalu pintu dibuka, suster bilang posisi melintang lalu saya masuk dan suster ambil temperatur dan ambil stiker, saya bilang ke suster saturasi 60 dan balik ke dalam sekitar 1 menit dalam posisi pintu terbuka," ungkap warga Medokan Semampir itu.

ADVERTISEMENT

Lisa menerangkan suster yang menerimanya kala itu menyatakan bed atau kapasitas ruangan pasien penuh. Sehingga, tidak bisa melayani Peter. Lantas, Lisa tetap meminta ke suster agar segera ditangani. Namun, suster tetap menolak dan menyatakan tidak bisa.

"Pak Peter meninggal Selasa (25/4). Pas mediasi pertama oleh dokter Leonardo saat itu, kalau memang meninggal ya sudah tidak apa-apa, asal dapat pertolongan lebih dulu. Kalau sudah ditolak dari depan, menurut saya tidak manusiawi sama sekali. Lalu Pak Peter dianggap apa, padahal saya sudah sampaikan ke suster dan disambungkan ke dokter jaga, otaknya di mana gitu loh," jelas Lisa.

Kendati demikian, Lisa mengaku tidak pernah menyalahkan siapa pun perihal kematian Peter Manuputty. Menurut Lisa, suaminya memang sudah dalam waktu yang terbaik untuk meninggal dunia.

"Ada rencana indah untuk pisah dengan Bianca (anak kandung Peter). Tapi, sebagai istri melihat suami dalam keadaan semaput lalu ditolak, itu tidak bisa secara nalar, karena ini suster pasti dapat informasi bahwa tidak bisa ditangani dari dokter jaga," tuturnya.

Meski begitu, Lisa mengaku telah menerima permohonan maaf yang sudah disampaikan oleh manajemen RS Premier Surabaya. Menurut Lisa, keluarga sudah damai dengan RS.

Maka dari itu, Lisa memastikan sudah tak mau memperpanjang dan membuat masalah kian gaduh. Sebab, pihaknya telah menerima hal itu dengan lapang dada dan hati yang besar.

"Kami tidak ada dendam dengan Premier, apakah saya mau menuntut atau proses hukum atau memidanakan, tidak ada dari pihak keluarga. Kami cukup puas diterima oleh penerimaan dan pertanggungjawaban anda (Hartono) sebagai kepala, kami sudah lega. Kami memang mendapatkan klarifikasi dari bapak. Jadi, kalau ada tuntutan dan kisruh-kisruh, itu bukan dari pihak keluarga," kata Lisa.

"Kalau memang pada mediasi pertama kami penuh emosi dan ada kerabat serta keluarga yang berasumsi Peter meninggal saat perjalanan, akhirnya melimpahkan kekecewaan mereka bahwa Premier ini penyebabnya, sedangkan dari keluarga ya mungkin sudah jalan Tuhan tapi tindakan penolakan itu yang tidak bisa kami terima. Jadi intinya sudah selesai dan terimakasih," tutup Lisa.

Kapolsek Sukolilo Kompol M.Soleh mengatakan mediasi yang dilakukan kedua belah pihak berakhir damai. Usai kegiatan tersebut, massa yang ada di luar membubarkan diri tanpa ada kegaduhan seperti halnya Kamis (27/4/2023) kemarin.

"Alhamdulillah berjalan kondusif, kedua pihak saling berdamai dan memaafkan, sudah tidak ada lagi selisih paham dari keduanya," kata Soleh.




(pfr/iwd)


Hide Ads