Pengamat Sebut KIB Cuma Koalisi Kongkow-Kongkow Usai PPP Usung Ganjar

Pengamat Sebut KIB Cuma Koalisi Kongkow-Kongkow Usai PPP Usung Ganjar

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 26 Apr 2023 19:56 WIB
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pemilu 2024. Pengamat pun menyoroti eksistensi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengatakan bahwa keputusan PPP mengusung Ganjar menunjukkan bahwa KIB jalan sendiri-sendiri.

"Kalau begini kejadiannya parpol di KIB potensial jalan sendiri-sendiri. Maka KIB sebagai koalisi tertua itu ibarat partai-partai sedang janjian ngopi-ngopi, kongkow-kongkow di mal, berkumpul bersama sekadar menghabiskan waktu senggang terus pulang sendiri-sendiri tanpa ada ikatan dan komitmen jalan bersama," katanya kepada detikJatim, Rabu (26/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Surokim PPP satu langkah lebih maju dibandingkan parpol lain di KIB usai mendeklarasikan dukungan ke Ganjar. Partai lain di KIB saat ini masih banyak membahas soal chapter visi misi capres.

"Menurut saya PPP telah mengambil momentumnya sendiri tanpa berpikir tentang KIB dan ini bisa saja menjadi faith accompli kepada PAN dan Golkar juga mendukung Ganjar. Manuver PPP ini sekaligus menunjukkan KIB selama ini memang hanya sebatas koalisi kongkow-kongkow saja," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Peneliti Senior SSC ini juga menyebut langkah PPP untuk menguatkan posisi mereka di Pemilu 2024, di mana PPP dalam beberapa survei belum aman soal parlementary threshold (PT) 4%.

"PPP tentu ingin menguatkan posisinya dalam koalisi baru dan mendapatkan coat tail effect lebih signifikan untuk pemilu 2024," ungkapnya.

Surokim juga menyinggung soal fatsun KIB yang kini ditabrak oleh PPP. Sebagai partai yang masuk koalisi seharusnya PPP taat kepada keputusan bersama KIB. Atau sebaliknya, kata Surokim, KIB sejak awal memang punya agenda setting mengusung Ganjar Pranowo.

"Semestinya kalau sudah bergabung ke koalisi ya ada fatsun yang harus dihormati. Semestinya PPP mengkomunikasikan dukungan ke KIB. Yakni ke anggota lain PAN dan Golkar. Menurut saya ini sudah jalan sendiri dan bukan lagi anggota koalisi. Aneh juga jadinya, lalu untuk apa selama ini ada dan bersama di KIB?" Ujarnya heran.

Surokim pun membahas kemungkinan tentang sulitnya anggota parpol KIB selain PPP bila tetap ingin meneruskan kebersamaan mengusung calon selain Ganjar Pranowo. Terutama berkaitan pemenuhan parlementary threshold.

"Aneh tapi nyata, tetapi fakta politik bisa saja begini terjadi karena pembentukan koalisi masih sebatas menyamakan platform-platform saja dan belum sampai pada bahasan siapa paslon yang akan diusung. Jika PPP sudah memberi dukungan sendiri, saya anggap KIB itu ya wujuduhu kaadamihi (adanya sama juga dengan tidak ada). PAN dan Golkar jika mau meneruskan KIB tentu harus menambah anggota lain untuk bisa memenuhi syarat PT 20%. Ini tentu tidak mudah jika melihat konstelasi yang ada," katanya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads