Polisi menetapkan rekayasa lalu lintas satu arah atau one way di sepanjang Jalan Ir Soekarno, Kota Batu pada momen libur lebaran 2023. Rekayasa lalu lintas itu dilakukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas karena terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang keluar masuk Kota Batu.
Seperti diketahui, penerapan one way untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas itu telah diuji coba pada Jumat (21/4). Kemudian, rekayasa itu diterapkan dengan kurun waktu sekitar 60 menit pada Minggu (23/4) dan Senin (24/4) siang.
Selama berjalannya waktu, one way tersebut ternyata tidak mendapatkan dukungan dari warga Kota Batu. Cukup banyak yang mengeluh alias sambat penghasilannya terdampak karena pemberlakuan satu arah oleh Satlantas Polres Batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu keluhan disampaikan dari kalangan sopir angkot jurusan Kota Batu - Landungsari. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan penumpang karena jalur yang mereka lewati Jalan Ir Soekarno diberlakukan satu arah.
"Meski cuma diberlakukan 1 jam, itu tetap berdampak sekali. Para sopir angkot kesulitan mau menurunkan atau menaikan penumpang selama penerapan one way karena jalurnya harus mutar dulu," ujar Ketua Organda Kota Batu Heri Junaedi, senin (24/4/2023).
Karena penerapan satu arah itu, para sopir angkot jurusan Kota Batu - Landungsari hanya bisa bersabar menunggu di terminal sampai rekayasa lalu lintas itu selesai dan arus kendaraan kembali normal.
"Hanya nunggu penumpang di terminal. Ketika mau mengikuti Jalur alternatif yang disediakan juga lebih jauh dan ongkos bensin pasti meningkat, belum lagi karena jalur berbeda tentu penumpang tidak mau juga," kata Heri.
Keluhan lain, disampaikan dari para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di sekitar Jalan Raya Beji, Kota Batu. Mereka menyampaikan terdampak adanya penerapan satu arah karena para pengendara yang biasanya turun lewat Jalan Raya Beji dialihkan ke jalur lain.
Seperti informasi, Jalan Raya Beji ini berada diantara Jalan Ir Soekarno dan Jalan Pattimura yang menjadi salah satu jalur utama memasuki Kota Batu sekaligus jalur yang dijadikan sasaran untuk penerapan one way selama libur lebaran.
"Dari temen-temen PKL di sekitar Beji itu mengaku mengeluh terdampak, karena mereka juga jagakno orang-orang yang turun (dari Kota Batu ke Malang)," ungkap Ketua Paguyuban PKL Pasar Wisata Alun-Alun Kota Batu, Puspita Herdyasari.
Menurut Puspita, terjadi macet saat libur lebaran selama beberapa hari bukan menjadi masalah karena banyak PKL yang mencari berkah pada situasi tersebut. Terlebih, Kota Batu sendiri adalah kota wisata yang pastinya memiliki persoalan kepadatan kendaraan atau macet.
"Saya pikir dengan adanya momen liburan kondisi macet wajar lah, kita ngalap berkah dari macet Kota Batu. Ya sebisa mungkin one way itu dikaji ulang," tandasnya.
(dpe/iwd)