Mahfud Md kembali ditanya tentang namanya yang disebut Jokowi sebagai salah satu cawapres yang cocok untuk mendampingi Ganjar Pranowo. Mahfud menganggap bahwa itu bagus.
"Ya kita lihat saja lah. Itu bagus. Begini lho, seperti saya katakan, demokrasi kita ini sekarang maju. Orang bisa menyebut nama orang untuk menjadi calon presiden, calon wakil presiden. Bisa nyebut dirinya sendiri juga, itu bisa. Itu salah satu kemajuan demokrasi kita," ujar Mahfud di Surabaya, Senin (24/4/2023).
Mahfud yang saat ini menjabat sebagai Menko Polhukam menegaskan bahwa apa yang terjadi dalam kancah perpolitikan saat ini merupakan wujud kemajuan demokrasi dibandingkan era sebelum reformasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dulu sebelum reformasi kan nggak bisa sembarangan orang menyebut calon. Itu dibicarakan di balik meja semua dan kadangkala udah selesai baru diumumkan," katanya.
Karena itulah dia menyebutkan bahwa apa yang disampaikan Jokowi beberapa waktu lalu di Solo merupakan hal yang bagus. Karena dalam proses demokrasi ini rakyat juga dilibatkan.
"Sekarang rakyat boleh ikut, bahkan termasuk presiden preferensinya bukan hanya satu tapi banyak. Bagus lah perkembangan demokrasi kita," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan di Surabaya.
Sebelumnya, nama Mahfud Md termasuk satu dari sejumlah nama yang disebut Jokowi ketika ditanya siapa yang cocok mendampingi Ganjar Pranowo sebagai cawapres?
"Kok tanya saya. Yang cocok, banyak, banyak, banyak. Ada Pak Erick, ada Pak Sandiaga Uno, banyak kan? Ada Pak Mahfud, Pak Ridwan Kamil, banyak. Siapa lagi, ada Cak Imin, Pak Airlangga. Nah, termasuk Pak Prabowo, nanti segera cawapresnya ketemu," ujar Jokowi ketika ditanya soal cawapres yang cocok mendampingi Ganjar di Masjid Sheikh Zayed, Solo, Sabtu (22/4/2023).
Selain oleh Jokowi, baru-baru ini Presiden PKS Ahmad Syaikhu juga turut menyebut-nyebut nama Mahfud. Saikhu bahkan menawarkan Mahfud menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
"Saya khususnya hari-hari ini banyak bersilaturahim dengan tokoh-tokoh bangsa dalam rangka mencari siapa pasangan Pak Anies Rasyid Baswedan, tentu ini banyak yang muncul-muncul di survei-survei. Nah, itu saya berusaha untuk mendatangi," kata Syaikhu kepada wartawan di DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (18/4).
Mengenai pertemuannya dengan Saikhu, Mahfud mengaku hanya membahas pilpres sekilas saja. Dia menyebut yang perlu diutamakan adalah supaya tiket pencapresan Anies tidak hilang dan koalisinya solid. Jangan sampai menggaet cawapres di luar parpol koalisi tetapi koalisi itu sendiri tidak solid.
"Terkait pasangan capres/cawapres rasanya itu hanya pembicaraan sekilas. Saya bilang yang harus diutamakan adalah agar koalisi tiga parpol pendukung Anies tetap solid supaya tiket yang sudah di tangan tidak hilang. Jangan sampai mengajak cawapres dari luar parpol tapi koalisinya malah pecah," katanya.
Mahfud mengaku tidak memberi jawaban iya atau tidak terkait tawaran menjadi cawapres Anies. Sebagai bagian dari pemerintah, Mahfud akan fokus mengawal pemilu agar berlangsung sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
"Saya tak menjawab ya atau tidak, sebab fokus saya adalah mengawal pemilu agar berlangsung sesuai kalender," imbuhnya.
(dpe/iwd)