Salah satu pengguna jalan asal Surabaya Dida Tenola yang hendak mudik ke Trenggalek mengaku terjebak kepadatan itu sejak keluar dari Gerbang Tol Bandar atau exit Tol Mojokerto-Kertosono.
"Keluar dari tol tadi 13.42 WIB. Duh, padat. Ini akhirnya berhenti di Indomaret. Istirahat sebentar," ujarnya kepada detikJatim, Minggu (23/4/2023) siang pukul 14.00 WIB.
Dida telah menempuh perjalanan dari gerbang tol hingga ke minimarket tempat dia beristirahat yang jaraknya kurang lebih 4,2 km selama kurang lebih 18 menit. Padahal, jarak sejauh itu bila ditempuh dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam bakal bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit.
Selain karena volume kendaraan, dia mengaku melihat ada sejumlah bus yang ngeblong. Petugas kepolisian juga sudah melakukan rekayasa untuk mengurai kepadatan.
"Sudah banyak polisi yang mengatur. Sepanjang jalan tadi juga banyak bus ngeblong. Terus tadi sari Mojokerto sampai keluar Tol Bandar juga banyak mobil overheat," ujarnya.
Dida melaporkan baru sekitar pukul 14.30 WIB dia berhasil melewati Simpang Mengkreng yang sangat padat merayap. Masalahnya karena ada penyempitan jalur.
"Jadi karena jalurnya memang menyempit kan. Dari tadinya 3 lajur menjadi hanya 2 lajur menjelang rel Bandarkedungmulyo tadi. Terus di Mengkreng juga menyempit lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Kasatlantas Polres Kediri AKP Firdaus Canggih menyatakan bahwa Simpang Mengkreng dulu memang sering terjadi kepadatan hingga macet dengan durasi yang cukup lama. Tapi seiring evaluasi dan rekayasa lalu lintas yang telah dilakukan dia mengklaim saat ini kepadatan sudah berkurang.
"Memang kalau dulu Simpang Mengkreng ini sering terjadi kemacetan karena selain meningkatnya jumlah kendaraan yang melintas, juga terdapat perlintasan kereta api di antara simpang 3 kabupaten ini. Ditambah ada sejumlah akses jalan di sekitar Mengkreng yang bikin pemudik langsung belok dan berhenti," katanya, Minggu (23/4/2023).
Analisa dan evaluasi menurutnya sudah dilakukan. Rekayasa lalu lintas pun dijalankan untuk mengatasi sejumlah kendala secara preventif. Seperti dengan menempatkan rambu lalu lintas larangan putar balik, rambu tolo-tolo, serta penempatan petugas lalu lintas agar pengguna jalan tidak berhenti atau belok sembarangan.
Namun karena memang adanya peningkatan jumlah kendaraan pemudik pada momen Hari Raya Idul Fitri, kepadatan atau bahkan kemacetan masih saja terjadi. Pemicunya adalah pemudik yang hendak bersilaturahmi di Eks Karasidenan Kediri, seperti Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek.
"Kalau kemacetan memang masih terjadi, tapi tidak selama dan sesering dulu. Karena ini kan momentum Idul Fitri ada peningkatan jumlah kendaraan yang cukup tinggi. Biasanya karena silaturahmi di keluarga dekat di Eks Karasidenan Kediri, Jombang, Nganjuk dan sekitarnya yang melintasi Mengkreng," ujarnya.
(dpe/iwd)