Meresapi Makna Emansipasi Wanita di Hari Kartini

Meresapi Makna Emansipasi Wanita di Hari Kartini

Nanda Syafira - detikJatim
Kamis, 20 Apr 2023 06:32 WIB
Hari Kartini 2023 diperingati pada 21 April 2023. Hari besar nasional itu bertujuan untuk mengenang jasa Kartini dalam memajukan kehidupan wanita Indonesia.
Kartini/Foto: Kemdikbud
Surabaya -

Tanggal 21 April diperingati bangsa Indonesia sebagai Hari Kartini. Peringatan yang identik dengan emansipasi wanita.

Hari Kartini merupakan peringatan untuk menghormati perjuangan seorang tokoh nasional Indonesia, yakni Raden Ajeng Kartini. Ia berjuang mewujudkan kesetaraan gender dalam semua bidang.

Peringatan ini juga sebagai wujud dukungan dan apresiasi terhadap emansipasi wanita. Berikut sejarah singkat Hari Kartini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak 2 Mei 1964, Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964. Serta ditetapkannya 21 April yang merupakan tanggal lahir Kartini sebagai Hari Kartini oleh presiden saat itu,Soekarno.

Siapa RA Kartini?

Mengutip detikNews, Raden Ajeng Kartini merupakan seorang tokoh nasional Indonesia yang lahir di Jepara pada 21 April 1879. Ia merupakan seorang priyayi dari garis keturunan ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, ia memperoleh hak pendidikan yang pada masa itu sangat jarang didapatkan oleh kaum wanita. Ia disekolahkan di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun sembari mempelajari berbagai hal, termasuk bahasa Belanda.

Di masa itu, Kartini muda yang berusia 12 tahun mulai dipingit atau hanya tinggal di dalam rumah, sesuai adat kebudayaan turun-temurun di masa itu. Dalam masa pingit itu, kemauannya untuk belajar sangatlah tinggi.

Hal itu membuatnya semakin menguasai bahasa Belanda. Kemampuan yang didapatnya ini ia manfaatkan untuk membaca buku-buku berbahasa Belanda, serta menulis surat kepada teman-teman korespondensinya yang berasal dari Belanda.

Berbagai komunikasi yang ia lakukan dengan teman-teman Belandanya membuat wawasannya terbuka dan berpikir selayaknya perempuan Eropa. Ketertarikan untuk berpikir maju seperti perempuan Eropa ini tertuang dalam mimpinya.

Ia ingin memajukan perempuan pribumi yang terkekang akan kebiasaan kuno di masa itu, dengan berbagai batasan akan akses ilmu pengetahuan dan dunia kerja, serta untuk memiliki kehidupan yang lebih baik atas kehendak diri sendiri.

Pada 12 November 1903, RA Kartini menikah dengan Bupati Rembang bernama KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Pasca menikah, suami Kartini mendukung penuh mimpi-mimpinya yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan di negerinya. Salah satunya terwujud dengan membangun sebuah sekolah khusus wanita di Rembang.

Pada 13 September 1904, Kartini melahirkan seorang putra. Namun sayangnya, 4 hari pascamelahirkan ia meninggal dunia. Ia meninggal di usia 25 tahun dan dimakamkan di Kecamatan Bulu, Rembang.

Sepeninggalnya, tepatnya pada 1911, surat-surat yang Kartini tulis kepada rekan-rekan Belandanya dibukukan dalam suatu buku berjudul 'Door Duisternis tot Licht' yang berarti 'Habis Gelap Terbitlah Terang' oleh seorang teman Kartini di Belanda, yakni Mr JH Abendanon, yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Sayangnya buku tersebut tertulis dalam bahasa Belanda, sehingga tak banyak warga pribumi yang bisa membacanya.

Di tahun 1992, Balai Pustaka menerbitkan buku Habis Gelap Terbitlah Terang dalam versi terjemahan bahasa Melayu. Seiring zaman berubah, kini bentuk perjuangan terhadap emansipasi wanita dan kesetaraan gender banyak digaungkan oleh tokoh-tokoh publik maupun masyarakat pada umumnya, serta hal ini tak lagi menjadi suatu hal tabu dan makin banyak masyarakat yang memahami betul makna di balik perjuangan RA Kartini.

Perlu diketahui bahwa emansipasi terhadap wanita bukan berarti suatu bentuk perjuangan untuk menuntut wanita lebih tinggi satu tingkat dibandingkan dengan lelaki dari segala aspek. Namun, dikutip dari situs IAIN Madura, pengertian atau definisi emansipasi wanita itu sendiri secara harfiah adalah kesetaraan hak.

Emansipasi wanita juga bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk menuntut persamaan hak-hak kaum wanita terhadap hak-hak kaum pria di segala bidang kehidupan. Emansipasi wanita bertujuan memberi wanita kesempatan bekerja, dan belajar.

Jadi, secara istilah emansipasi wanita adalah upaya memperjuangkan agar wanita bisa memilih dan menentukan nasib sendiri dan mampu membuat keputusan sendiri. Landasan terbentuknya pemikiran RA Kartini ini tak lain untuk menghapuskan stigma dari kebiasaan kuno di masa itu, yang memandang wanita hanya pantas untuk di tiga tempat, yakni dapur, sumur dan kasur.

Kartini dan para pejuang emansipasi wanita lainnya memiliki pemikiran dan harapan bahwa wanita juga pantas memiliki mimpi untuk kehidupannya yang lebih baik. Serta memiliki kelebihan dan keistimewaannya sendiri.

Seorang wanita hendaknya berbekal ilmu. Sebab dirinya merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya. Maka pendidikan bagi seorang wanita sangatlah penting agar dapat mendidik anak-anaknya kelak.

Dalam memeriahkan Hari Kartini, banyak sekali kegiatan positif yang dapat detikers lakukan. Berikut beberapa di antaranya:

1. Memperkaya wawasan diri maupun menyadarkan dan membagikan wawasan mengenai perjuangan RA Kartini serta emansipasi wanita. detikers dapat membagikan bacaan mengenai isu seputar kesetaraan gender dan emansipasi wanita, atau dapat menulis tentang hal itu di blog maupun media sosial anda.

2. Pada umumnya, masyarakat memperingati Hari Kartini dengan mengenakan pakaian tradisional wanita di Indonesia, seperti kebaya. Hal ini juga dapat dijadikan bentuk melestarikan budaya kita.

3. detikers dapat membuat acara yang bertujuan dalam membantu usaha UMKM para ibu rumah tangga di daerah-daerah, maupun menggelar suatu diskusi bersama orang yang ahli di bidangnya untuk membahas mengenai hal-hal yang dapat dilakukan dalam membantu mengatasi isu seputar emansipasi wanita.

4. Memasang twibbon spesial Hari Kartini di media sosial, agar lebih banyak orang meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya makna di balik perayaan ini.




(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads