Kisah Nabi Muhammad SAW Menggapai Lailatul Qadar di Malam Ke-21 Ramadhan

Kisah Nabi Muhammad SAW Menggapai Lailatul Qadar di Malam Ke-21 Ramadhan

Nanda Syafira - detikJatim
Selasa, 11 Apr 2023 22:23 WIB
Ilustrasi malam Lailatul Qadar.
Ilustrasi/Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Surabaya -

Malam ini merupakan malam ke-21 Ramadhan 2023. Untuk diketahui, Nabi Muhammad SAW menggapai Lailatul Qadar di malam Ke-21 Ramadhan. Berikut ini kisahnya.

Muhammad Nasib Ar-Rifa'i menyebutkan dalam Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, pada Malam Lailatul Qadar Allah SWT menurunkan Al-Qur'an secara sekaligus ke Baitul Izzah di langit dunia. Setelah itu, Al-Qur'an diturunkan secara bertahap sesuai dengan peristiwa atau kondisi yang dialami Rasulullah SAW, untuk menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.

Mengutip detikHikmah, Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam buku Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah menceritakan soal malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aisyah RA menuturkan turunnya wahyu kepada Rasulullah diawali dengan ru'tah shadiqah (mimpi hakiki) dalam tidur. Beliau bermimpi dengan sangat jelas, sejelas terangnya waktu fajar.

Kemudian sejak saat itu Nabi suka mengasingkan diri ke Gua Hira. Dengan membawa bekal dari rumah yang disiapkan Sayyidah Khadijah, Rasulullah ber-tahannuts (menyendiri dengan merenung dan mensyukuri nikmat Allah SWT) di Gua Hira, secara rutin dalam beberapa malam.

ADVERTISEMENT

Nabi Muhammad SAW merenung, bertafakkur, dan berzikir kepada Allah SWT serta mensucikan-Nya dari segala sifat yang tidak wajar bagi-Nya di gua tersebut.

Rasulullah SAW pertama kali mendapat momen Malam Lailatul Qadar ketika sedang menyendiri di Gua Hira pada malam ke-21 Ramadhan. Saat itu usia Nabi Muhammad SAW 40 tahun.

Beliau mendapatkan wahyu untuk pertama kalinya dan diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah SWT. Ketika jiwanya telah mencapai kesucian, turunlah Malaikat Jibril memberi ajaran dan membimbing Nabi, yang membawa pada perubahan perjalanan hidup beliau dan umat manusia setelahnya.

Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril yakni Surah Al-Alaq ayat 1-5. Mengutip detikHikmah, Muhammad Hatta al-Fatah dalam buku 40 Sumpah Terdahsyat Dalam Al Quran menyebutkan, pada Malam Lailatul Qadar itu juga Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul penutup oleh Allah SWT.

Momen Lailatul Qadar tidak hanya memiliki keistimewaan sebagai malam diturunkannya Al-Qur'an. Melainkan juga sebagai malam turunnya para malaikat dari Sidratul Muntaha ke bumi untuk mengurusi segala urusan yang dikehendaki-Nya. Maka dari itu, malam tersebut dipenuhi kedamaian dan kesejahteraan hingga terbitnya fajar. Soal itu tertuang dalam firman Allah SWT berikut ini.

تَنَزَّلُ الْمَلٓئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ. سَلٰمٌ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ. (القدر : ٤-٥)

Artinya: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. (Al-Fajr ayat 4-5).

Malam yang penuh dengan kemuliaan itu tidak serta-merta dapat diraih setiap orang pada umumnya. Melainkan melalui kehendak-Nya. Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), ada tanda-tanda seorang mukmin mendapatkan Malam Lailatul Qadar menurut Imam Ibnu Katsir ad-Dimisqi:

فلا يزالون ليلتهم تلك يدعون للمؤمنين والمؤمنات وجبريل لا يدع أحدًا من المؤمنين إلا صافحه وعلامة ذلك مَن اقشعر جلدهُ ورقّ قلبه ودَمعَت عيناه، فإن ذلك من مصافحة جبريل

Artinya: Maka tak henti-hentinya para malaikat mendoakan orang mukmin laki-laki dan perempuan pada malam tersebut. Malaikat Jibril tidak mendoakan salah satu orang mukmin kecuali menyalaminya. Sedangkan tanda-tanda disalami Malaikat Jibril yaitu: bulu (badan) merinding, lunak hatinya, dan menangis kedua matanya. Jika tanda-tanda tersebut ada pada umat Islam pada Lailatul Qadar, maka pertanda Malaikat Jibril mendoakan dan menyalaminya. (Imam Ibnu Katsir ad-Dimisqi, Tafsir Ibnu Katsir).

Meski begitu, seorang muslim tidak harus mengalami fenomena ajaib untuk mendapatkan syafaat Malam Lailatul Qadar. Sebab tetap mendapatkan pahala kebaikannya dengan ikhtiar beribadah.

Maka dari itu, umat Islam harus berikhtiar dalam menggapai Malam Lailatul Qadar. Yakni dengan senantiasa beribadah, qiyamul lail (salat malam), berzikir dan berdoa selama waktu-waktu yang diyakini oleh para ulama sebagai momen datangnya Malam Lailatul Qadar. Dalam hal ini secara umum yakni sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan serta malam-malam ganjil.

Bentuk ikhtiar itu semata-mata mengharap syafaat dari Lailatul Qadar, di mana Allah SWT melipatgandakan segala amalan baik yang ditunaikan hamba-Nya.




(sun/iwd)


Hide Ads