Tak seperti umumnya pondok Ramadhan bagi siswa atau anak muda. Di Blitar, pondok Ramadhan disediakan bagi ibu-ibu lansia yang mayoritas sudah menjanda.
Pondok Ramadhan lansia ini telah menjadi agenda rutin tahunan. Lokasinya berada di areal Masjid Mustajabudda'waat Dusun Bendelonje, Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Sejak dibuka pertama tahun 2010 sampai sekarang, puluhan lansia selalu berdatangan setiap bulan suci Ramadhan.
"Tahun ini ada 48 peserta. Mayoritas usianya di atas 60 tahun semua. Sebagian besar warga sekitar sini dan beberapa daerah tapi masih di Blitar," kata Ketua Muslimat NU Kecamatan Talun, Nur Laili saat dikonfirmasi, Selasa (28/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya. Agenda rutin Pondok Ramadhan Lansia ini memang dulunya digagas Hj Handaya, Ketua Muslimat NU Kecamatan Talun. Dan diteruskan semua anggota Muslimat NU Kecamatan Talun menjadi agenda tahunan hingga sekarang.
Beragam kegiatan memperdalam ilmu agama Islam akan mereka ikuti bersama-sama selama di Pondok Ramadhan ini. Dimulai sejak dini hari untuk qiyamul lail, sahur bersama, istirahat sebentar kemudian salat subuh berjemaah.
Diteruskan dengan menyanyi dan senam pagi bersama. Kembali istirahat, baru kemudian membaca Al Qur'an serta memperdalam keimanan dengan mendengarkan tausiah dari ulama. Kegiatan berakhir usai salat taraweh, para peserta punya waktu bercengkerama dengan sesama lansia.
Untuk mengikuti beragam kegiatan ini, mereka rela tidur di pondok berdinding anyaman bambu dengan lantai papan. Mereka istirahat beralaskan tikar yang digelar memanjang. Panitia menyediakan tiga pondok untuk menginap bagi semua peserta. Semua fasilitas itu diberikan secara gratis, alias tanpa biaya sepeser pun.
"Alhamdulillah selama ini semuanya gratis. Untuk tempat memang pondok ini merupakan wakaf. Sedangkan untuk makanan dan minuman, Alhamdulillah setiap pagi selalu dapat kiriman dari petani sekitar ataupun para donatur," ungkapnya.
Sholikah, satu di antara peserta pondok Ramadhan lansia yang selalu menunggu moment ini. Wanita berusia 79 tahun ini tinggal sendirian di rumahnya di Desa Kendalrejo. Empat anaknya telah menikah semua dan tinggal di rumah mereka sendiri.
Bagi Sholikah, pondok Ramadhan lansia ini menjadi oase dari kehidupan senjanya yang sepi. Karena dia bisa bertemu kawan-kawan seusianya dan menjalankan ibadah di bulan suci lebih khusyuk untuk bekal ketika sewaktu-waktu dipanggil Sang Khalik.
"Saya hitung sudah 10 kali saya ikut di sini. Hati itu jadi tenang, ayem selama di sini. Banyak mengaji, banyak temannya. Kita ini kan tinggal nunggu panggilan kalau tidak menyiapkan bekal gimana. Bismillah saya pingin husnul khatimah," tuturnya.
Begitu juga dengan Surati yang masih bersemangat meski usianya telah 90 tahun. Nenek 13 cucu itu mengaku, lebih fokus ibadah jika mengikuti pondok Ramadhan. Bahkan dia bisa katam Al Qur'an sampai 20 kali.
"Alhamdulillah masih sehat, kuat jalan. Saya lebih senang di sini. Pokok mung ngaji. Kulo pun katam ping 20 nderek pondok mriki (Pokok hanya mengaji. Saya sudah katam 20 kali ikut pondok di sini)," pungkasnya.
(dpe/fat)