Warga Ponorogo Blokade Jalan ke TPA Mrican dengan Tumpukan Batu-Sampah

Warga Ponorogo Blokade Jalan ke TPA Mrican dengan Tumpukan Batu-Sampah

Charolin Pebrianti - detikJatim
Selasa, 21 Mar 2023 10:12 WIB
warga ponorogo blokade jalan dengan batu
Blokade jalan menuju TPA Mrican (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Warga Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, memblokade jalan masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Warga menumpuk batu besar hingga tumpukan sampah di jalan utama menuju TPA. Aksi ini bentuk kekesalan warga karena janji Pemkab Ponorogo yang akan membangun talud dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) tak kunjung direalisasikan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mrican, Ibnu Atoillah mengatakan aksi pemblokadean ini dilakukan warga sejak pukul 3 dini hari.

"Ini aksi warga Mrican dan juga mahasiswa PMII menuntut janji pemerintah yang berjanji membangun talud dan Ipal sejak setahun lalu belum terealisasi," tutur Ibnu kepada wartawan, Selasa (21/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibnu mengaku aksi pemblokadean jalan ini bentuk kekesalan warga karena janji pembangunan di TPA Mrican tidak segera terealisasi. Padahal dampak dari overload TPA Mrican dirasakan warga mulai dari kesehatan hingga pertanian.

"Dampak kesehatan warga banyak yang gatal-gatal, belum lagi pertanian yang lahannya tercemar, tanaman rusak hingga gagal panen," papar Ibnu.

ADVERTISEMENT

Menurut Ibnu, pemblokadean jalan ini segera berakhir jika ada bukti konkrit pembangunan di TPA Mrican. Pun disertai dengan master plan yang bisa dilihat oleh warga Mrican secara langsung.

"Rencana sore nanti mau ketemu pak bupati," ujar Ibnu.

Sementara Ketua PMII cabang Ponorogo, Agus Mujiranto mengatakan TPA Mrican memiliki luas 2,5 hektar dan beroperasi lebih dari 20 tahun. Setiap harinya volume sampah masuk mencapai 70 hingga 90 ton sampah.

"Padahal TPA Mrican hanya mampu mengolah sebanyak 14 hingga 17 ton per harinya. Akibatnya sampah semakin menggunung serta mengeluarkan air lindi atau limbah," kata Agus.

Menurutnya, akibat adanya air lindi tersebut sudah mengkontaminasi perairan sekitar pemukiman warga. Bahkan baunya tercium hingga 2 kilometer. Pun juga bisa membuat air di sungai Mrican tidak bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

"Dampak dari air lindi ini mengakibatkan tanaman pertanian mengalami penurunan produksi panen hingga mencapai 50 persen. Sedangkan dampak pada kesehatan para petani dan warga yakni air lindi tersebut telah menyebabkan penyakit kulit," papar Agus.

Sementara, Kades Mrican Adi Purnomo Sidik menambahkan pemblokiran jalan ini dilakukan warga setelah aksi kemarin di Gedung DPRD dan Pemkab Ponorogo tidak menemui hasil atau kesepakatan.

"Aksi kemarin tidak terjadi kesepakatan akhirnya pintu masuk ke TPA diblokade," ujar Sidik.

Menurutnya, masyarakat menagih janji Pemkab Ponorogo tahun 2022 yang akan membangun talud atau tanggul juga soal ipal. Namun setahun berlalu, janji tersebut tidak terealisasi.

"Penutupan ini akan saya komunikasikan dengan warga, karena adanya penutupan ini ada dampak positif dan negatifnya," tukas Sidik.

Saat ini, menurut Sidik, kondisi sampah di TPA Mrican sudah overload. Pun juga dampak air lindi atau limbah sampah pun ke air tanah warga. Tentunya bakal menjadi sumber penyakit bagi warga sekitar.

"Saat ini habitat hewan air pun tidak bisa hidup di sungai karena terdampak. Jangka panjang saya yakin bakal ada penyakit ke anak cucu kita. Ini harus segera ditangani," pungkas Sidik.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads