.webp)
Aksi demonstrasi sekitar 150 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus Jombang diwarnai kericuhan. Massa yang memaksa masuk ke rumah dinas (rumdin) bupati saling dorong dengan polisi. Sejumlah mahasiswa pun sempat diamankan.
Massa gabungan aktivis GMNI, HMI, dan PMII Jombang itu berjalan kaki dari Taman Kebonrojo menuju rumah dinas Bupati Jombang Mundjidah Wahab sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka berorasi di depan rumah dinas bupati dikawal personel Polres Jombang.
Koordinator Aksi Mahasiswa Cipayung Plus Jombang Kelvin Arisudin mengatakan, unjuk rasa ini untuk menyoroti kinerja Bupati Mundjidah. Pihaknya menilai Mundjidah gagal memenuhi 9 janji politiknya selama menjabat sekitar 5 tahun terakhir. Massa menuntut bupati transparan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang terealisasi, tapi kurang sempurna atau tidak tepat sasaran. Contoh seragam gratis, jadinya kan kain, bukan seragam utuh. Hari ini kami menagih transparansi bupati, kami menilai bupati gagal," kata Kelvin kepada wartawan di lokasi, Senin (20/3/2023).
Selain itu, lanjut Kelvin, Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus juga menuntut Pemkab Jombang transparan dalam mengelola APBD. Lantaran keterbukaan informasi publik sudah dijamin dalam Perpres nomor 29 tahun 2014 dan UU RI nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Selama ini, pihaknya kesulitan mengakses APBD Pemkab Jombang. Menurutnya, Diskominfo Kabupaten Jombang sebatas memberi ringkasan APBD. Padahal, pihaknya meminta APBD secara rinci agar bisa ikut mengkajinya. Di sisi lain, sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) Pemkab Jombang tidak menampilkan data apapun.
"Terkait uji kelayakan pembangunan, kami tidak pernah dilibatkan. Malahan teman-teman OSIS yang selalu dilibatkan di dalamnya. Apakah ini sebagai kepentingan pemilu? Jangan sampai pembangunan di Jombang hanya dijadikan ajang politik," jelasnya.
 Aksi mahasiswa demo rumdin Bupati Jombang berakhir ricuh Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim |
Demonstrasi yang semula tertib, mendadak ricuh. Ratusan mahasiswa Aliansi Cipayung Plus itu memaksa masuk ke rumah dinas Bupati Jombang. Lantaran hingga sekitar pukul 11.20 WIB, Mundjidah tak kunjung keluar menemui massa.
Massa mahasiswa pun terlibat saling dorong dengan personel Polres Jombang di pintu gerbang rumah dinas bupati. Sampai pintu gerbang rumah dinas itu nyaris ambruk. Polisi lantas memukul mundur massa, serta sempat mengamankan sekitar 4 mahasiswa.
Baca juga: Infografis: Gaduh Polah Pesilat di Jatim |
"Bentrok karena kami minta semua masuk, menunggu bupati, bukan perwakilan. Karena kami sudah konkret dari konsolidasi sejak awal," tegas Kelvin.
Unjuk rasa kembali tertib setelah Asisten 1 Sekda Jombang dan Kepala Bappeda menemui massa mahasiswa. Sehingga, sekitar 4 mahasiswa yang sempat diamankan polisi langsung dibebaskan. Selain itu, polisi juga mengembalikan 3 bendera mahasiswa yang sempat mereka sita.
"Kami kasih waktu 4x24 jam untuk menjawab tuntutan dengan membuat forum pertemuan dengan aliansi. Kalau tidak dijawab, kami akan turun aksi lagi dengan massa yang lebih banyak," cetus Kelvin.
Sementara itu, Asisten 1 Sekda Kabupaten Jombang Purwanto mengapresiasi para mahasiswa yang sudah menyampaikan aspirasinya melalui unjuk rasa. Hanya saja, Bupati, Wabup maupun Sekda Jombang belum bisa menemui massa lantaran ada kegiatan di luar kota.
"Perlu dibangun komunikasi yang lebih bagus supaya tidak ada hal-hal yang tersumbat sampai aksi seperti ini," jelasnya.
Purwanto berjanji akan mengabulkan tuntutan Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus Jombang. Ia sudah meminta Kepala Bappeda untuk menyelenggarakan rapat terbatas dengan para mahasiswa sebelum deadline.
"Insyaallah sebelum 4 hari kami akan temui secara khusus biar dialog dengan baik," tandasnya.
(hil/dte)
