Waspada 7 Ekor Sapi di Blitar Terjangkit LSD, Pasar Hewan Perketat Biosecurity

Waspada 7 Ekor Sapi di Blitar Terjangkit LSD, Pasar Hewan Perketat Biosecurity

Erliana Riady - detikJatim
Rabu, 08 Mar 2023 11:07 WIB
7 ekor sapi di Blitar terjangkit LDS
Foto: 7 ekor sapi di Blitar terjangkit LDS (Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

7 Ekor sapi di Kabupaten Blitar ditemukan terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Dinas peternakan setempat memperketat biosecurity pasar hewan untuk menekan penyebaran virusnya.

Data dari Disnakkan Pemkab Blitar, tujuh ekor sapi itu yang satu dipotong paksa sebelum virus menyebar ke seluruh bagian tubuhnya. Yang empat sudah sembuh, sementara yang dua dalam proses penyembuhan. Dua sapi ini telah dikarantina selama dua pekan, dari 28 hari waktu karantina selama proses penyembuhannya.

Kadisnakkan Pemkab Blitar, Toha Mashuri mengatakan, temuan kasus LSD ini dari gejala fisik yang tampak di tubuh sapi, kemudian dilaporkan oleh peternak. Dari pemeriksaan petugas di lokasi, teridentifikasi sapi muncul benjolan pada kulit bagian leher, punggung dan perut itu terinveksi virus Lumpy Skin Disease Virus (LSDV).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada beberapa daerah yang sapinya kena LSD. Diantaranya Talun, Garum dan Binangun," jawab Toha dikonfirmasi detikJatim, Rabu (8/3/2023).

Informasi yang dihimpun detikJatim, Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau.

ADVERTISEMENT

Penyakit ini ditandai munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.

Penyakit LSD pada sapi disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Virus ini menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat. Sapi yang terinfeksi akan mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari sebelum timbul gejala. Penyebaran penyakit dapat terjadi secara cepat di antara sapi yang berada dalam kandang yang sama atau antara kandang yang berdekatan.

"Penanganan kami, vaksinasi dilakukan di radius 1 KM dari sapi yang sudah terinfeksi. Kami juga sarankan peternak membasmi sarang vektornya itu. Jadi sekitar kandang harus bersih dari lalat ataupun nyamuk," jelasnya.

Selain itu, Toha menambahkan, biosecurity pasar hewan diperketat. Karena walaupun sapi dari luar tidak ada yang masuk Kabupaten Blitar, namun kasus penyakit PKM masih tinggi ditemukan. Tahun 2023 ini saja, masih ada sekitar 100 sapi terjangkit PMK dan tujuh sapi mati. Dengan tingkat kesembuhan hampir 50 persen, sementara 40 persennya dalam proses penyembuhan.

"Kami perketat biosecurity pasar hewan ya. Karena selain LSD, angka sapi yang terjangkit PKM masih tinggi. Ternyata kasus baru di tahun 2023 ini adalah sapi-sapi yang belum tervaksinasi," pungkasnya.




(abq/fat)


Hide Ads