Pemprov Jatim Akan Bangun Shelter ODGJ di Pasuruan Tahun Depan

Pemprov Jatim Akan Bangun Shelter ODGJ di Pasuruan Tahun Depan

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 06 Mar 2023 12:04 WIB
Sekdaprov Jatim Adhy Karyono
Sekdaprov Jatim Adhy Karyono. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya - Pemprov Jawa Timur (Jatim) akan segera membangun shelter di asrama Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Unit Pelayanan Terpadu Rehabilitasi Sosial Bina Laras (UPT RSBL) Grati, Kabupaten Pasuruan. Shelter ODGJ itu dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare dengan kapasitas tampung mencapai 250 orang.

"Insyaallah tahun depan akan kita bangun di lahan tersisa yang ada di belakang gedung lama untuk bisa menampung lebih banyak pasien ODGJ," kata Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, Senin (6/3/2023).

Menurut Adhy, pembangunan shelter ODGJ sangat penting. Sebab, keberadaan shelter memiliki 3 fungsi. Yakni shelter sebagai hunian sementara, baik pra maupun pascarehabilitasi medik, shelter sebagai wadah rehabilitasi sosial, dan pusat edukasi masyarakat tentang kesehatan jiwa.

"Maka dari itu, saya berharap lahan di belakang UPT RSBL Grati seluas 2,5 hektare dapat dibangun tahun depan. Apalagi Gubernur Khofifah sangat peduli terhadap pelayanan publik, utamanya yang menerima manfaat penyandang masalah sosial," ungkapnya.

Adhy menyebut, dari 30 balai sosial di Jatim, sebagian sudah waktunya direhab, salah satunya yaitu UPT RSBL Pasuruan. Kondisi bangunan yang sudah dimakan usia, kontur tanah rendah, dan saluran drainase tidak bagus hingga menyebabkan banjir, menjadi alasan utama segera melakukan pembenahan di sisi infrastruktur.

"Otomatis akan menjadi atensi. Tahun depan kita rencanakan akan dibangun bangunan di atas lahan yang lebih tinggi agar tidak banjir dan bisa menampung jumlah pasien ODGJ lebih banyak lagi," tuturnya.

Saat ini, imbuh Adhy, UPT RSBL Pasuruan dapat menampung 200 orang. Nantinya, apabila bangunan di belakang sudah selesai dibangun, maka daya tampung pasien akan bertambah. Hal ini mengingat jumlah orang yang mengalami gangguan kejiwaan dan stres cukup banyak.

"Daftar antrean cukup banyak sehingga kami bisa memberikan ruang yang lebih luas bisa dengan kapasitas sekitar 200 hingga 250 orang," sebutnya.

Lebih lanjut, rencana pembangunan shelter harus memperhatikan perencanaan yang baik dan memenuhi standar pelayanan dari rehabilitasi sosial secara nasional. Sebab, kata Adhy, bangunan baru tidak hanya untuk shelter, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas pelayanan rehabilitasi sosial dan administrasi.

"Seperti perkantoran, asrama, ruang isolasi dan ruang makan. Semua kebutuhan fasilitas pendukung akan disiapkan di komplek yang baru," jelasnya.

Selain pembangunan infrastruktur dan administrasi pelayanan sosial, Adhy menyebut perlunya tambahan tenaga pendamping. Saat ini jumlahnya sebanyak 31 orang. Dari jumlah tersebut, ada 16 orang yang langsung melayani masyarakat.

"Jumlah tersebut masih kurang. Maka perlu diperhatikan juga perekrutan Sumber Daya Manusia (SDM). Bagaimana mewujudkan SDM yang mengalami masalah kejiwaan harus benar-benar profesional dan memahami pola-pola penanganannya," terangnya.

Bangunan UPT RSBL Pasuruan dibangun pada tahun 1992. Adhy menyatakan kondisi saat ini membutuhkan renovasi dan penambahan bangunan.

Apabila, jika tidak segera direnovasi atau dilakukan penambahan bangunan, lanjutnya, akan berpengaruh terhadap pelayanan serta kenyamanan penghuni, utamanya keselamatan pasien ODGJ.

Diketahui, jumlah penghuni RSBL Pasuruan sebanyak 200 orang yang terdiri dari 68 perempuan dan 132 laki-laki. Mereka dikelompokkan menjadi tiga bagian. Yakni kelompok berat, sedang, dan ringan.

Kepala UPT RSBL Pasuruan Juniandri Purnama berharap rencana rehabilitasi bangunan serta pembangunan di lahan sisa yang terletak di belakang gedung lama benar-benar terwujud.

"Semoga rencana tersebut terwujud mengingat jumlah antrian pasien yang mengalami masalah kejiwaan cukup banyak," ungkapnya.


(hil/dte)


Hide Ads