Saat ini, Ipin telah putus sekolah. Sebab, ia harus merawat tiga adik dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa.
Remaja berusia 16 tahun ini memutuskan tidak melanjutkan sekolah setelah ayahnya masuk penjara sekitar setahun yang lalu. Kondisi itu juga yang membuat sang ibu semakin depresi.
"Ibu memang awalnya ada gangguan namun mulai parah setahun terakhir ini," ucap Ipin sambil menggendong adiknya yang masih balita, Minggu (5/3/2023).
Ipin dan keluarganya tinggal di Desa Longkek, Kecamatan Galis. Dulu, mereka tinggal di sebuah gubuk. Namun sejak 2020, ayahnya membangun rumah dengan dinding bata. Meski begitu, di dalam rumahnya masih berlantai tanah.
Sejak sang ayah ditahan, kondisi ekonomi keluarga Ipin semakin memburuk. Bahkan untuk makan sehari-hari saja, mereka harus menggantungkan hidup kepada pamannya dan warga sekitar.
"Biasanya kami dibantu sama paman, bude dan sekitar. Bantuan berupa bahan makanan dan sejak subuh saya masak untuk adik dan ibu," jelasnya.
Tak hanya memasak, Ipin juga mengurus semua keperluan anggota keluarganya. Mulai dari mencuci baju, piring, memandikan adik hingga menyuapi adik dan ibunya.
"Kalau yang kecil ini masih disuapin, kalau yang dua sudah bisa makan sendiri," tambahnya.
Kini, Ipin hanya ingin ibunya segera sembuh agar kehidupan di rumahnya kembali normal. Ia juga ingin melanjutkan sekolah seperti teman sebayanya. Namun ia belum berani memikirkan cita-cita.
"Belum kepikiran mau cita-cita apa, yang penting ibu sembuh dan adik-adik nanti bisa sekolah semua. Seperti pesan Bu Menteri (Mensos) tadi, harus menjaga ibuk dan adik," pungkasnya.
(sun/fat)