Para sopir truk hingga sopir barang hanya bisa pasrah menanti jalur utama Malang-Kediri dibuka. Mereka memutuskan untuk menunggu hingga seharian karena tidak ada jalan lain yang bisa dilalui.
Seperti yang dirasakan salah satu sopir pikap pengangkut bunga, Dika (26). Pria asal Kota Batu itu telah menunggu jalan provinsi yang tertutup material longsor selama kurang lebih 20 jam.
"Rencananya mau kirim bunga sama pupuk dari Kota Batu menuju Solo. Tapi ternyata jalannya ditutup karena ada longsor, jadi ya mau gimana lagi bisanya nunggu," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (1/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dika memutuskan untuk menunggu karena semula diperkirakan jalan akan segera dibuka. Tapi kenyataanya, jalan tak kunjung dibuka karena pembersihan longsor dilakukan pagi hari.
"Katanya pembersihan dilakukan pagi dan kemarin mau putar balik macet. Jadi ya saya tunggu di sini, perkiraan saya pagi jam 09.00 WIB tadi sudah bisa dilalui seperti kemarin, tapi sampai siang gini masih belum selesai," kata dia.
![]() |
Hal serupa juga dialami sopir Bus Bagong, Supeno. Ia telah menunggu jalan dibuka sejak Selasa (28/2) sekitar pukul 19.00 WIB. Ia terpaksa menunggu karena tidak ada jalur lain yang bisa dilalui kendaraan besar.
Ia pun rela merugi karena terdampak penutupan jalur tersebut. Penumpang yang dibawanya juga sempat menanti hingga tidur di dalam bus.
"Ya gimana lagi, kemarin tidak langsung dibersihkan material longsornya karena hujan. Khawatir kalau dibersihkan saat hujan akan ada longsor susulan, jadi baru dibersihkan tadi pagi," kata Supeno.
"Penumpang saya sekitar 12 orang tadi malam sampai tidur di bus. Terus pagi tadi ada yang dijemput keluarga, ada yang ngojek juga. Ya diterima meski merugi karena ini cuma sekali, tidak merugi berulang kali," sambungnya.
Seperti diketahui, akses jalur utama Malang-Kediri ditutup sejak Selasa (28/2/2023) sekitar pukul 17.25 WIB. Penutupan dilakukan usai terjadi longsor yang menutup jalan di wilayah Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
(hil/iwd)