Dua insiden helikopter yang ditumpangi pejabat tertinggi kepolisian daerah terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepekan. Pertama adalah helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi jatuh di hutan Kerinci. Lalu yang kedua helikopter yang dinaiki Kapolda Jatim mendarat darurat di Tulungagung.
Kedua insiden itu terjadi hanya berselang tiga hari. Helikopter Kapolda Jambi jatuh pada Minggu (19/2), sedangkan helikopter Kapolda Jatim mendarat darurat sore ini, Rabu (22/2/2023). Beruntung tidak sampai ada korban jiwa pada dua peristiwa tersebut.
Melansir detikSumut, awalnya helikopter rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dilaporkan mendarat darurat di hutan Kerinci, tepatnya di perbukitan Muaro Emat, Kabupaten Kerinci Jambi. Namun, BPBD setempat memastikan helikopter itu bukan mendarat darurat, melainkan jatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Helikopter Polri jenis Bell 412 SP dengan nomor registrasi P- 3001 itu berangkat dari Jambi pada Minggu pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Mulia Prianto mengatakan helikopter yang ditumpangi Irjen Rusdi dan rombongan terbang dari Bandara STS Jambi pukul 09.30 WIB menuju Kerinci. Perjalanan dari Jambi menuju Kerinci diperkirakan memakan waktu 75 menit. Tujuan rombongan Kapolda Jambi adalah untuk melakukan peresmian gedung SPKT Polres Kerinci.
"Helikopter rombongan berangkat pada pukul 9.30 WIB, seharusnya sampai pada 10.45 WIB. Diprediksi mendarat darurat pada 10.30 WIB," kata Mulia, Minggu (19/2).
Selaian Kapolda Jambi, helikopter Polri jenis Super Bell 3001 itu juga ditumpangi, Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudistira, Dirpolairud Polda Jambi Kombes Michael Mumbunan, Koorspri Kompol Ayani dan ADC.
Seluruh orang dalam rombongan heli tersebut berhasil dievakuasi Tim SAR kemarin Selasa (21/2). Gubernur Jambi Al Haris menjelaskan evakuasi dilakukan setelah cuaca di lokasi cerah.
"Iya yang lebih dulu itu ADC, kopilot dan Dirkrimum sama Dirpolairud ya, kalau Bapak Kapolda Jambi mintanya yang terakhir dievakuasi," kata Al Haris, Selasa (21/2).
Irjen Rusdi, kata Al Haris, ingin anak buahnya yang dievakuasi meski dia juga mengalami patah tangan akibat insiden jatuhnya helikopter saat perjalanan menuju Kerinci.
Hal senada disampaikan Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Mulia Prianto. Dia mengatakan Irjen Rusdi belum dievakuasi karena permintaannya sendiri.
"Untuk Pak Kapolda, atas petunjuk dan arahan beliau, beliau mengutamakan para anggota rombongan terlebih dahulu dievakuasi," kata Mulia.
Helikopter Kapolda Jatim mendarat darurat di Tulungagung. Baca halaman selanjutnya.
Insiden helikopter mendarat darurat juga dialami rombongan Kapolda Jatim Irjen Toni Harmanto. Helikopter terpaksa mendarat darurat di Lapangan Rejotangan, Tulungagung karena cuaca buruk Rabu (22/2/2023) petang.
"Iya, helikopter mendarat darurat di Lapangan Rejotangan. Karena kondisi cuaca tidak memungkinkan, akhirnya Pak Kapolda meminta mendarat darurat di Lapangan Rejotangan," jelas Kapolres Tulunggung AKBP Eko Hartanto dikonfirmasi detikJatim.
Dia melanjutkan, Kapolda dalam kunjungan kerja di Pacitan. Helikopter sejatinya hendak balik ke Surabaya.
"Beliau hari ini kunjungan kerja di Pacitan hendak balik ke Polda Jatim (Surabaya)," tambahnya.
Eko menjelaskan rombongan yang naik helikopter termasuk Kapolda Irjen Toni totalnya ada 9 orang.
"Ada 9 orang rombongan Pak Kapolda Jatim. Ada Ibu Ketua Bhayangkari (istri Kapolda), juga beberapa pejabat Polda," ungkap Eko.
Eko memastikan, kondisi Kapolda Jatim dan rombongan baik-baik saja. Mereka sempat berhenti sejenak di Tulungagung selepas helikopter mendarat darurat.
"Selamat semua, nggak ada masalah. Cuaca buruk saja, selamat semua. Jadi karena cuacanya nggak bagus Pak Kapolda memilih untuk turun," ujar Eko.
Perwira polisi dengan dua melati di pundak itu melanjutkan, bahwa setelah rombongan itu transit selama 1 jam, rombongan Kapolda Jatim melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Namun bukan dengan helikopter, melainkan dengan mobil.
"Akhirnya melanjutkan perjalanan ke Surabaya via darat, naik mobil. Jadi helikopter mendarat darurat bukan karena trouble mesin, tapi karena cuaca buruk, hujan deras saat itu," tandas Eko.