Bara Kartanegara, bayi berusia 4 bulan yang jadi korban ledakan petasan di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, kondisinya stabil. Saat kejadian dan tertimpa reruntuhan tembok rumahnya saat tidur, Bara dinyatakan mengalami gegar otak.
Bara pun dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif bersama 22 pasien lain yang mengalami luka karena reruntuhan tembok rumah terdampak ledakan petasan, Minggu (19/2/2023). Bara juga mengalami lebam di bagian kepala.
Namun akhirnya setelah menjalani perawatan dan observasi kondisi Bara stabil. Anak Tri Wahyudi (27) dan Dwi Ernawati (21) itu akhirnya diizinkan pulang dari RSUD Srengat setelah dinyatakan stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim medis yang menangani Bara, dr Putu Victor mengatakan kondisi bayi sudah membaik dan aktif. Sehingga pihaknya memberikan izin untuk dipulangkan.
"Saat ini kondisinya baik, kita lihat gerakannya aktif. Sudah bisa menangis kuat, minum asinya juga kuat. Tidak ada keluhan dan hari ini bisa dipulangkan," ujar Putu kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).
Meski bayi dalam keadaan sadar dan baik, jelas dia, Bara juga tidak mengalami luka lain kecuali benjolan kecil di pelipis. Tim dokter akhirnya menyarankan untuk menjalani rawat jalan.
"Iya setelah ini rawat jalan. Karena memang Kondisinya baik, sadar juga. Ini kami siapkan surat untuk bisa pulang," terangnya.
Sementara Ayah bayi, Tri Wahyudi mengaku lega anaknya tidak mengalami luka serius. Selain itu, anaknya juga bisa dibawa pulang hari ini.
"Iya alhamdulillah bisa dibawa pulang. Tidak ada luka serius. Kami sekeluarga berharap semoga cepat sembuh," katanya.
Menurut Wahyudi, saat peristiwa ledakan terjadi keluarganya sedang terlelap. Termasuk dengan istri dan anaknya yang tidur satu ranjang. Saat itu, posisi anaknya berada di dekat istrinya.
"Ya tiba-tiba gelap, listrik padam dan gelap. Pas bangun itu terasa sesak dan ada runtuhan tembok. Disitu langsung cari istri dan anak," jelasnya.
Melihat istri dan anaknya tertimbun reruntuhan tembok dinding, Wahyudi langsung menyelamatkan nyawa keduanya. Tidak mempedulikan keselamatannya yang juga tertimpa reruntuhan.
"Semua tertimbun reruntuhan, istri hanya kelihatan tangan saja, anak juga tertimbun. Pas udah saya sselamatkan langsung saya bawa ke puskesmas, enggak nunggu ambulance tapi pakai motor," tandasnya.
Usai diperbolehkan pulang, Wahyudi akan membawa istri dan anaknya untuk pulang ke rumah kerabatnya. Mengingat rumahnya juga mengalami kerusakan akibat ledakan petasan di rumah Darman. Sementara rumah bayi malang itu berjarak satu rumah dari lokasi kejadian.
(dpe/fat)