.webp)
Ledakan petasan di Kabupaten Blitar menewaskan empat orang. Dalam olah TKP ditemukan barang bukti tiga panci berisi bahan peledak dengan kategori mengarah ke high explosive.
Bahan peledak yang ditemukan terdiri dari black powder (bubuk mesiu), sulfur dan serbuk gandum. Lantas apa yang dimaksud high explosive dalam kasus ini?
High explosive merupakan salah satu jenis bahan peledak yang punya kekuatan tinggi. Jenis ini mengandung bahan kimia dengan laju reaksi yang sangat tinggi, yakni berkisar antara 1000-8500 m/s. Itu dapat menimbulkan tekanan pembakaran yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peledak high explosive bisa mengalami proses peledakan sekitar 3 hingga 9 kilometer per detik. Biasanya, jenis peledak seperti ini dipakai di industri pertambangan atau militer.
Ledakan petasan di Kabupaten Blitar terjadi pada Minggu (19/2/2023) pukul 22.30 WIB. Sebelumnya, ada banyak ledakan high explosive yang pernah terjadi di Tanah Air tercinta. Berikut beberapa di antaranya:
1. Bom Bunuh Diri di Astana Anyar, Bandung (2022)
Pada 2022, terjadi ledakan bom bunuh diri di sekitar Astana Anyar, Kota Bandung dengan kekuatan high explosive. Dalam peristiwa itu, tubuh terduga pelaku hancur dan banyak paku berserakan.
2. Teror Bom Makasar (2021)
Tahun 2021, terjadi aksi teror bom di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam hasil penyelidikan, polisi memberi keterangan ledakan bom itu termasuk kategori high explosive.
Aksi teror itu menimbulkan kerugian yang cukup besar. Mulai dari kerusakan pada pintu gerbang gereja serta sejumlah kendaraan di sekitar gereja.
3. Ledakan Bom Pasar Sentral, Sulawesi Tengah (2004)
Pada 2004, ada ledakan bom berkekuatan high explosive di depan Pasar Sentral, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Ledakan bom itu diduga berasal dari sebuah mobil yang meluncur dari arah Desa Sete.
Akibatnya, 4 orang tewas di lokasi. Sementara mobil pembawa bom hangus terbakar.
(sun/dte)
