Kasih ibu sepanjang masa. Ibu rela melakukan apapun demi melindungi anaknya. Hal ini lah yang dilakukan ibu di Blitar. Ia mendekap erat anaknya saat peristiwa ledakan petasan yang merusak 25 rumah.
Namun nahas, sang anak masih terkena reruntuhan. Akibatnya, bayi berusia empat bulan mengalami cedera otak ringan akibat rumahnya terdampak ledakan petasan di Blitar. Bayi laki-laki itu kini sedang dalam perawatan di RSUD Srengat.
Menurut informasi dari orang tua bayi, kepala bayi itu terkena benda tumpul. Namun tidak dijelaskan apakah terkena runtuhan kayu atau dinding. Sedangkan rumah bayi itu berjarak satu rumah dari titik lokasi ledakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinkes Kabupaten Blitar dr Christine Indrawati mengatakan, bayi itu dalam keadaan tertidur saat kejadian ledakan. Bayi itu juga masih dalam dekapan ibunya. Nahas, masih terkena benda tumpul pada bagian kepalanya.
"Bayi atau balita ini dalam kondisi tidur bareng ibu. Ibu mendekap bayi saat kejadian, tapi ternyata masih terkena benda tumpul," kata Christine, Senin (20/2/2023).
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, bayi malang itu saat ini dalam kondisi baik. Gegar otak yang dialaminya masih dalam golongan ringan. Selain itu, kondisi tubuh lainnya juga dalam keadaan baik.
Christine mengatakan, balita laki-laki yang mengalami gegar otak ringan itu masih dalam observasi pihak RSUD Srengat. Itu karena tim dokter masih akan melihat perkembangan atau dampak gagar otak tersebut.
"Kondisinya baik, artinya gegar otaknya ringan. Jadi hanya ada benjolan terlihat dari luar di pelipis, itu yang perlu diobservasi. Untuk melihat apakah itu berefek atau tidak pada bayi," terang Christine.
Christine menyebut, pihak RS masih belum mengizinkan balita berusia empat bulan itu untuk dibawa pulang. Meskipun secara kasat mata kondisi bayi tersebut hanya mengalami benjolan pada pelipis kirinya.
"Iya memang hanya terlihat benjolan saja, tapi efek dari benjolan itu biasanya muncul beberapa hari setelah kejadian. Makanya diobservasi dulu beberapa hari ke depan," katanya.
Dampak atau efek dari gegar otak belum bisa terlihat atau diketahui secara pasti. Itu karena masih dalam massa observasi. Sedangkan pengaruhnya, kata Christine, masih akan disampaikan lebih lanjut dan disesuaikan dengan kondisi terkini bayi tersebut. Untuk itu diperlukan observasi dan pantauan setiap hari.
"Tempurung kepala bayi kan masih lunak, tapi di sisi lain apabila perkembangan bayi masih terus optimal maka bisa sembuh sempurna," jelasnya.
Christine berharap kondisi bayi itu bisa segera membaik. Itu karena tidak ada luka lain yang ditemukan pada tubuh bayi tersebut.
"Tidak ada luka lain. Sejauh ini masih aman dan baik. Semoga semakin membaik," pungkasnya.
Sebelumnya, sebuah ledakan keras menghancurkan 25 rumah di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Kejadian yang menewaskan 4 orang dan 23 korban luka ini berlangsung pada Minggu (19/2) malam.
Ledakan ini menewaskan empat orang yakni Darman (65) selaku pemilik rumah, Aripin (anak korban), Widodo (anak korban) dan Wawa (keponakan korban).
(hil/sun)