Hujan deras yang mengguyur Surabaya membuat air sungai di kawasan Lakarsantri meluap hingga ke jalan raya. Akibatnya, kemacetan parah terjadi dari Jalan Raya Jeruk, Lakarsantri, Surabaya hingga Laban Kulon, Menganti, Gresik.
Dari pantuan detikJatim di lapangan, titik kemacetan terjadi di pertigaan Lakarsantri arah ke Driyorejo, Gresik. Air luapan sungai Lakarsantri meluap hingga menggenangi jalan setinggi 40 cm.
Padatnya kendaraan yang melintas saat jam pulang kerja membuat pengendara roda dua berhenti karena takut sepeda motornya mogok ketika menerjang banjir. Apalagi, tidak adanya petugas kepolisian yang mengatur lalu lintas membuat kemacetan semakin parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Banjir di Surabaya Masuk ke Rumah Warga |
Yeni, warga Banyu Urip, Surabaya, salah satu pengendara yang melintas mengaku sudah 1 jam menunggu banjir surut. Ia memilih berhenti di sekitar ruko daripada menerjang banjir.
"Saya takut kalau nekat menerjang banjir, motor BeAT saya mogok. Jadi berhenti dulu. Sudah satu jam menunggu, tapi air tak surut-surut juga," kata wanita 50 tahun yang berprofesi sebagai ojek online tersebut, Senin (20/2/2023).
Yeni menambahkan bahwa dirinya baru mengantar penumpangnya dari Menganti. Ia hendak pulang menuju Banyu Urip.
"Tadinya mau pulang saja, berhenti nggak narik karena hujan deras. Tadi macet parah dari Laban Kulon. Biasanya memang macet, tapi ini lebih parah. Ternyata banjir," tambah Yeni.
Anto, salah satu pengendara mobil asal Menganti, juga mengatakan hal yang sama. Ia yang hendak pulang dari Wiyung menuju Menganti harus rela terjebak macet selama 2 jam dari Sepat Lidah Kulon sampai di Banjarmelati.
"Sudah dua jam dari Sepat Lidah Kulon sampai sini (Banjarmelati). Sampai rumah jam piro iki?," keluh Antok.
Selain Antok dan Yeni, puluhan kendaraan roda dua juga menunggu di jalanan lebih tinggi untuk menunggu banjir surut. Alasannya, para pengendara itu takut motornya malah mogok jika menerjang banjir.
(dpe/dte)