Bencana tanah gerak kembali terjadi di Trenggalek. Kali ini lahan seluas satu hektare ambles hingga dua meter. Akibatnya satu rumah warga hancur.
Tanah gerak tersebut terjadi di Dusun Donosari, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pule, Trenggalek. Dampak tanah gerak mulai terlihat dari ruas jalan kampung. Beberapa titik terdapat retakan dan ambles. Bahkan sebagian tanah ambles hingga 2 meter.
Dampak terparah terjadi di rumah milik Jayat. Rumah yang baru dibangun tersebut hancur dan nyaris roboh. Retakan dengan ukuran besar terjadi hampir di seluruh bagian rumah. Mulai lantai, dinding maupun tiang penyangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak paling parah ini terjadi sekitar tiga hari yang lalu. Saat itu kejadiannya siang hari, ketika hujan deras," kata Jayat kepada detik.com di rumahnya, Jumat (17/2/2023).
Saat terjadi retakan besar, Jayat dan istrinya sedang bekerja di ladang. Saat pulang dia dikejutkan kondisi rumahnya yang sudah rusak parah.
"Tahu-tahu saat pulang kondisinya seperti ini, hancur," ujarnya.
Akibat kondisi tersebut Jayat dan keluarganya terpaksa harus menumpang ke rumah orang tuanya. Sebab, rumah yang baru dibangun tersebut tidak layak huni dan rawan ambruk.
"Sementara tinggal dengan orang tua dulu," imbuhnya.
Pihaknya mengaku belum tahu ke depan akan tinggal di mana, karena tidak memiliki lahan untuk dibangun rumah. "Saya nggak punya lahan lagi, adanya cuma sapi," kata Jayat.
Sementara Sekretaris Desa Sidomulyo, Samto, menjelaskan luas area tanah gerak di Dusun Donosari mencapai sekitar satu hektare. Akibat bencana tersebut, empat rumah yang terancam.
"Salah satunya milik Pak Jayat ini, kondisinya sudah parah," kata Samto.
Menurutnya selain di rumah Jayat, retakan dan tanah ambles terjadi secara sporadis di beberapa lokasi, termasuk akses jalan kampung. Tanah penurunan tanah saat ini mencapai dua meter.
"Kalau untuk rumah yang lain belum sampai retak, tapi di luar rumah sudah ambles dan retak," imbuhnya.
Samto menambahkan bencana tanah gerak di Dusun Donosari terjadi dua kali. Peristiwa pertama berlangsung tahun 2017, saat itu beberapa lokasi ambles hingga 4 meter.
"Kalau yang 2017 ada satu rumah yang terdampak dan orangnya pindah ke RT sebelah," ujarnya.
Saat ini pemerintah desa bersama pemerintah kecamatan, aparat kepolisian dan TNI masih berkoordinasi guna menentukan langkah penanganan. "Ini masih kami koordinasikan," jelasnya.
(dpe/fat)