Gunung Semeru kembali mengeluarkan guguran lava pijar. Dengan jarak luncur 300 meter ke arah Besuk Kobokan. Guguran lava pijar itu terjadi satu kali.
Dari pengamatan Petugas Pos Pantau Gunung Semeru pukul 00.00 - 06.00 WIB Kamis (16/2/2023), terjadi 17 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 12-21 mm, dengan lama gempa 51-130 detik.
"Terjadi 17 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 12-21 mm, dengan lama gempa 51-130 detik. Selain itu terjadi 5 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-6 mm, dan lama gempa 35-70 detik. Dengan 4 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7-11 mm, S-P 62 detik dan lama gempa 102-226 detik," kata Petugas Pos Pantau Gunung Semeru, Yadi Yuliandi dalam keterangannya yang dilihat detikJatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan terjadi 4 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7-11 mm, S-P 62 detik dan lama gempa 102-226 detik. Hingga kini Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah tenggara.
Namun pihaknya mengimbau warga mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tandasnya.
Warga juga diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (Sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
"Sebab berpotensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," tambahnya.
(hil/fat)