Banjir merendam gedung Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 6 Ponorogo. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar terpaksa harus diliburkan. Para siswa mengaku sedih karena sekolahnya terendam banjir.
Salah satu guru MIN 6 Ponorogo, Kabul mengatakan, sekolahnya memang kerap menjadi langganan banjir. Ia menceritakan, banjir besar sempat terjadi di tahun 2007. Sementara kejadian banjir kali ini lumayan besar jika dibandingkan Sabtu (11/2/2023).
"Hari ini ketinggian air 50 hingga 80 cm. Anak-anak kami liburkan demi keamanan. Total ada 9 ruang yang terendam," kata Kabul saat dikonfirmasi, Rabu (15/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung sebelum air meninggi, ada beberapa guru yang berjaga di sekolah. Mereka mengamankan berkas dan peralatan elektronik ke tempat yang lebih tinggi.
"Jam 11 malam air mulai menggenang di luar ruangan kelas. Kemudian sekitar jam 2 pagi air mulai masuk ruangan," terang Kabul.
Sementara salah satu siswa kelas 5, Ambar mengaku sedih saat mengetahui sekolahnya terdampak banjir. Sudah dua kali ini sekolahnya terpaksa diliburkan akibat banjir.
"Sabtu lalu sama hari ini libur, sekolahnya kena banjir. Sedih," tambah Ambar.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Henry Indrawardana mengatakan, hujan deras yang terjadi menyebabkan air dari Buluketro dan Purwantoro mengarah ke Ponorogo. Total ada 10 hingga 15 titik banjir.
"Ada 3 kecamatan yang terdampak, Sukorejo, Kauman dan Ponorogo. Meski beberapa sudah mulai penyurutan, tapi di daerah Paju, Tempuran dan Gandukepuh masih ada banjir," tutur Henry kepada wartawan, Rabu (15/2/2023).
(hil/fat)