Puluhan warga di Dusun Ketos, Desa Wonodadi Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan mengungsi. Mereka berkumpul di balai dusun dan kios yang tak dihuni. Ini menyusul terjadinya pergerakan tanah dari bukit yang tak jauh dari permukiman.
Lereng Bukit Kemuning dilaporkan mengalami pergeseran sejak Selasa (14/2) sore. Pemicunya diduga hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut. Hingga semalam, warga masih bertahan di tempat pengungsian.
"Ada sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) atau 75 jiwa yang diminta untuk mengungsi ke balai dusun dan kios kosong karena dikhawatirkan terjadi longsor dan mengenai tempat tinggal mereka," terang Kapolsek Ngadirojo, Iptu Suyitno saat dikonfirmasi, Rabu (15/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, warga telah merasakan pergerakan tanah di bukit sejak Senin (13/2). Hanya saja, gerakannya belum terlalu besar. Bukit setinggi 50 meter itu kembali longsor Selasa malam hingga memaksa warga mengevakuasi barang-barang miliknya.
Kapolsek menyebut, kejadian itu murni akibat bencana alam. Pun tidak ada kerusakan maupun korban jiwa yang jatuh. Petugas TNI/Polri, pihak kecamatan, pemerintah desa, dan relawan berada di lokasi untuk membantu warga.
"Sejauh ini tidak ada korban jiwa maupun rumah yang rusak akibat kejadian itu. Jadi warga itu sifatnya antisipasi," terangnya.
Kondisi serupa dikabarkan juga dialami warga Dusun Sidodadi, Desa Jeruk, Kecamatan Bandar. Belasan KK di ujung utara Kabupaten Pacitan itu menyelamatkan diri menyusul pergerakan tanah dan banjir lumpur dari atas gunung.
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko menyebut, pihaknya sudah menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi. Personel yang dilengkapi kendaraan berpenggerak ganda dan logistik akan disiagakan hingga situasi kondusif.
"Tadi malam tim berangkat ke Desa Jeruk. Piket di sana untuk antisipasi kemungkinan yang bisa terjadi," terangnya.
(hil/fat)