462 Remaja Lamongan Ajukan Nikah Muda, Alasannya Saling Mencintai

462 Remaja Lamongan Ajukan Nikah Muda, Alasannya Saling Mencintai

Eko Sudjarwo - detikJatim
Kamis, 09 Feb 2023 13:15 WIB
Diskominfo Lamongan
Foto: Istimewa (Dok Diskominfo Lamongan)
Lamongan -

Angka dispensasi nikah di Lamongan hingga akhir tahun 2022 mencapai 462. Ada 5 kecamatan di Lamongan menduduki angka tinggi pengajuan dispensasi nikah. Yakni, Kecamatan Sambeng, Ngimbang, Paciran, Babat dan Sukorame.

Panitera muda Hukum PA Lamongan, Mazir mengungkapkan, selama tahun 2022 mencatat pengajuan dispensasi nikah yang masuk mencapai 462 pengajuan. Dari 462 pengajuan ini, 459 pengajuannya dikabulkan dan 3 perkara di antaranya dicabut.

"Selama tahun 2022, ada sebanyak 462 pengajuan dispensasi nikah yang masuk ke PA Lamongan di mana 459 perkara dikabulkan dan 3 perkara lainnya dicabut," kata Mazir saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (9/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal tahun 2023 atau di bulan Januari, terang Mazir, sudah ada 26 pengajuan dispensasi nikah. 19 Perkara di antaranya dikabulkan. Sisanya, yaitu 7 perkara masih dalam proses.

Terkait alasan banyaknya pengajuan dispensasi nikah ini, Mazir mengakui kebanyakan murni ingin menikah karena saling mencintai. Mazir juga menyebut, alasan pengajuan tersebut juga bukan karena dijodohkan orangtua.

ADVERTISEMENT

"Kebanyakan murni ingin menikah karena saling mencintai dan bukan pula karena dijodohkan orang tua," terangnya.

Secara terpisah, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan Anis Kartika mengatakan angka dispensasi nikah di Lamongan hingga akhir tahun 2022 mencapai 462. Angka tersebut, menurut Anis, tergolong tinggi dan ada 5 Kecamatan di Lamongan yang menduduki angka tinggi yakni Kecamatan Sambeng, Ngimbang, Paciran, Babat, dan Sukorame.

"Dispensasi pernikahan dapat memicu terjadinya putus sekolah, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, masalah ekonomi, dan kematian bayi karena faktor kurang siap fisik, mental dan psikologi. Untuk itu kami menggelar kegiatan rumpi sehat yang didalamnya ada pemaparan dan edukasi tentang reproduksi," tutur Anis Kartika.

Sementara Dokter RSUD dr. Soegiri Lamongan, dr Supratikto SpOG (K) dalam paparannya mengungkapkan, pernikahan dini hanya berlandaskan cinta itu sangat berisiko dan berdampak. Salah satunya kematian bayi meningkat. Maka, lanjut Supratikto, pembekalan sejak remaja sangatlah penting karena bentuk pencegahan.

"Kalau sudah melakukan pernikahan dini, secara otomatis akan bereproduksi dan menurut penelitian ibu hamil umur di bawah 20 tahun sangat berpotensi akan kematian bayi. Selain kesiapan fisik juga dibutuhkan kesiapan mental dan psikologi," ungkap dokter yang akrab disapa Tito ini di hadapan siswa-siswi perwakilan SMP SMA seluruh Lamongan.




(dpe/fat)


Hide Ads