Kodok Raksasa Langsung Disuntik Mati Setelah Ditemukan, Lho Kenapa?

Kabar International

Kodok Raksasa Langsung Disuntik Mati Setelah Ditemukan, Lho Kenapa?

Fino Yurio Kristo - detikJatim
Senin, 23 Jan 2023 15:28 WIB
Kodok raksasa toadzilla
Kodok raksasa. (Foto: Departemen Lingkungan Queensland)
Surabaya -

Seekor Kodok tebu (rhinella marina) berukuran raksasa ditemukan di Queensland, Australia. Saat ditangkap dan ditimbang beratnya 2,7 kilogram.

Saking besarnya, kodok itu dijuluki Toadzilla. Kodok itu kemungkinan hewan paling jumbo yang pernah tercatat di spesiesnya.

Namun, orang yang menemukan langsung menyuntik mati kodok tersebut. Lho, kenapa?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kodok raksasa itu ditemukan di Taman Nasional Conway oleh para polisi hutan. Melalui Twitter mereka mengaku terkejut.

Mereka mengaku terkejut karena telah menemukan katak tebu 'monster' yang beratnya kira-kira sama dengan ayam jantan.

ADVERTISEMENT

"Sejujurnya saya tidak percaya, saya belum pernah melihat sesuatu sebesar ini," kata Kylee Gray, seorang penjaga hutan dilansir dari detikInet mengutip CBS, Senin (23/1/2022).

Gray menggambarkan temuan itu sebagai kodok tebu besar berkutil buruk rupa di tanah.

Ia dan rekan-rekannya menduga bahwa kodok raksasa itu betina, karena kodok tebu betina biasanya tumbuh lebih besar daripada pejantan.

Sebelumnya, rekor berat kodok tebu yang pernah ditemukan adalah 2,65 kilogram. Kodok itu ditemukan pada 1991 di Australia juga.

Setelah menimbang beberapa hal penjaga hutan menyuntik mati kodok itu sesuai prosedur yang ada, terutama karena kerusakan lingkungan yang mereka timbulkan.

"Kodok tebu sebesar itu akan memakan apa saja yang dapat dimasukkan ke mulutnya, termasuk serangga, reptil, dan mamalia kecil," kata Gray.

Kodok tebu dianggap salah satu hama atau spesies invasif terburuk di dunia. Sekitar 2.400 kodok dilepaskan ke Queensland tahun 1935.

Saat itu pelepasan kodok sebanyak itu ditujukan untuk membantu pengendalian populasi kumbang tebu.

Tapi karena kodok tidak punya predator alami dan dapat bertelur antara 8.000 hingga 30.000 telur sepanjang tahun, mereka pun menyebar dengan sangat cepat.

Amfibi ini dikenal beracun. Menurut National Geographic, mereka mengeluarkan racun yang disebut bufotoxin yang bisa menyebabkan jantung berhenti bekerja.

"Hewan lokal yang memakan kodok tebu itu mati hampir seketika ketika mereka menggigitnya," demikian hasil penelitian di Universitas Australia Barat pada tahun 2012.

Karena racun itu juga dan tidak adanya predator alami, kodok tebu semakin merajalela.




(dpe/fat)


Hide Ads