Kata Penyandang Tunanetra Soal Traffic Light Halangi Guiding Block Kota Malang

Kata Penyandang Tunanetra Soal Traffic Light Halangi Guiding Block Kota Malang

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Minggu, 22 Jan 2023 11:08 WIB
Traffic light asal-asalan Malang
TL di Kota Malang Dibangun di atas guiding block (Foto: M Bagus Ibrahim)
Kota Malang -

Salah satu penyandang tunanetra asal Kota Malang, Tommy Hari Firmanda (40) turut mengomentari traffic light di Kota Malang yang dibangun di atas guiding block atau penunjuk jalan untuk disabilitas netra.

Tommy mengatakan tiang listrik menutup guiding block semacam itu membuat para penyandang disabilitas kesulitan mengakses jalan pedestrian. Ia pun membeberkan, ada beberapa kendala yang juga didapat saat mengakses pedestrian di Kota Malang.

"Gak hanya traffic light, tapi juga ada tiang listrik, terus pohon, pot, mobil atau sepeda motor yang parkir di pedestrian atau orang jual itu yang menjadi tidak akses dan malah bisa berbahaya (bagi penyandang disabilitas)," ujar Tommy kepada detikJatim, Minggu (22/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tommy mengaku pernah mengetahui pedestrian di Jalan Veteran, Kota Malang memiliki guiding block yang mengarah ke selokan. Hal itu, dinilai Tommy sangat membahayakan bagi para penyandang disabilitas yang memanfaatkan fasilitas guiding block.

"Jadi yang mungkin paling penting adalah pemahaman dari orang-orang yang membangun infrastruktur tersebut. Jadi kalau yang membangun punya perspektif disabilitas maka penggunaan guiding block tidak akan terjadi seperti ini," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Tommy yang juga menjabat sebagai Conselor and Disabilty Agvisor PSLD Universitas Brawijaya (UB) itu menyampaikan bahwa kondisi berbeda dirasakan saat berada di Amerika. Pejalan kaki disana sangat dimanjakan dan dimudahkan saat menjalani mobilitas sehari-hari.

"Saya saat lewat pedestrian di Amerika itu, pedestriannya gak ada guiding block. Tapi tetap aman karena ketika lihat saya pakai tongkat itu semua langsung minggir. Dan tidak ada yang menggunakan trotoar untuk parkir atau jualan, sehingga saya aman," kata dia.

"Kemudian ketika menyebrangpun. Meskipun tidak ada traffic lifht yang kita pencet. Tapi disini orang-orang akan berhenti ketika akan ada orang menyebrang. Intinya pejalan kaki dinomor satukan," imbuhnya.

Dari situ, Tommy menyarankan pada saat pembangunan guiding block maupun fasilitas umum penunjang bisa melibatkan penyandang disabilitas. Sebab, masukan dari pengguna juga sangat diperlukan dalam perencana pembangunan fasilitas penunjang tersebut.

"Kalau memang ingin guiding block sesuai tolong dilibatkan teman-teman banyak dari OPD, penyandang disabilitas, Di PSLD UB juga banyak temen-temen Arsitek yang bisa dilibatkan mulai dari awal, road map, blue print, hingga evaluasinya," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, traffic light yang terpasang di tengah trotoar atau pedestrian itu berada di perempatan kantor cabang BRI Kawi atau Jalan Arjuno, Kota Malang. Selain berada ditengah pedestrian, traffic light tersebut juga menutup petunjuk jalan disabilitas netra.

Keberadaan traffic light itu pun diketahui, setelah salah satu akun twitter @nupnup mengunggahnya pada Kamis (19/1/2023) dengan caption "trotoar untuk lampu lalin".

Salah satu tukang parkir yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa traffic light tersebut baru saja dipasang menggantikan traffic light yang lama.

"Itu baru dipasang, sekitar sebulan lebih kalau nggak salah," ujarnya saat ditemui detikJatim.

Ia menyampaikan bahwa traffic light baru ini letaknya berbeda dengan sebelumnya. Traffic light yang lama dipasang di trotoar lebih ke pinggir.

"Itu (sambil menunjuk lokasi traffic light lama) sebelahnya yang baru. Masih ada bekas bongkarannya itu," kata dia.

Sementara itu, salah satu pengendara yang melintas Handoko, menilai bahwa pemasangan traffic light itu asal-asalan. Sebab, tidak melihat jika lokasi yang dipasang itu difungsikan untuk pejalan kaki.

"Lah itu kan harusnya di pinggir trotoar gitu. Kalau di tengah kan jadi susah orang kalau mau lewat," terangnya.

Hal itu juga diamini oleh salah satu warga Bareng, Aldy. Dia menganggap bahwa lokasi pemasangan traffic light itu tidak berada pada tempatnya.

"Ya itu kan tempate jalan mas, harus e gak dikasih lampu merah. Di situ juga ada tiang-tiang lain haruse dibershikan biar yang jalan enak nggak keganggu," kata Aldy.

Infrastruktur yang semrawut dan asal-asalan ini bukan kali pertama dikeluhkan masyarakat. Sudah berulang kali warga Kota Malang maupun warganet mencemooh amburadulnya infrastruktur.

Hingga kini, memang ada infrastruktur ngawur yang sudah dibenahi oleh Pemkot Malang. Namun, kebanyakan masih dibiarkan begitu saja.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads