Fenomena Lansia Ngemis Online, Politikus PKB: Pemerintah Harus Kasih Solusi

Fenomena Lansia Ngemis Online, Politikus PKB: Pemerintah Harus Kasih Solusi

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 20 Jan 2023 17:03 WIB
Bendahara PKB Jatim Fauzan Fuadi
Politikus PKB Jatim Fauzan Fuadi menyorot soal fenomena ngemis online via TikTok. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Belakangan ini sedang marak warga lanjut usia (lansia) melakukan live di TikTok sambil mandi lumpur. Dari live tersebut, lansia bisa meraih cuan hingga jutaan rupiah.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini merespons maraknya fenomena lansia yang mengemis di media sosial TikTok. Ia pun mengeluarkan surat edaran (SE) untuk melarang tindakan mengeksploitasi lansia untuk kegiatan mengemis secara offline maupun online.

SE tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2023 tentang penertiban kegiatan eksploitasi dan/atau kegiatan mengemis yang memanfaatkan lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya.

Merespons fenomena ngemis online itu, politikus PKB Jatim Fauzan Fuadi mempertanyakan keberadaan pemerintah selama ini, khususnya dalam memberi perhatian dan bantuan kepada para lansia. Apalagi, alasan para lansia melakukan live TikTok masih erat kaitannya dengan faktor ekonomi.

"Ini jelas menjadi evaluasi bagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pemerintah harus hadir dan memperhatikan lansia," kata Fauzan kepada detikJatim, Jumat (20/1/2023).

Bendahara DPW PKB Jatim ini mengutip isi ayat 1-4 pasal 34 UUD 1945 bahwa fakir miskin hingga anak terlantar dipelihara negara. Dalam konteks ini, para lansia yang melakukan live TikTok dikategorikan sebagai orang miskin.

Fauzan juga menyebut tidak ada salahnya seseorang melakukan live di TikTok, apalagi fenomena tersebut memberikan sebuah keuntungan dalam hal pemasukan. Namun, pemerintah tidak bisa dengan mudah melepaskan tanggung jawab terhadap para lansia.

"Lepas dari kewajiban negara untuk hadir, fenomena mencari cuan di TikTok memang sedang booming. Sebenarnya itu kreativitas yang menggembirakan. Itu menunjukkan masyarakat mulai akrab dengan perkembangan teknologi dan itu sangat penting, sangat mendukung kemajuan bangsa. Otomatis daya beli mereka juga naik kan. Tapi itu bukan berarti pemerintah boleh lepas tangan," jelasnya.

"Mencari cuan di TikTok tidak bisa disepelekan dari sisi besaran yang didapatkan. Faktor itu lah yang menjadi salah satu daya tarik pegiat-pegiat baru di TikTok," lanjutnya.

Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim ini menambahkan, boleh saja pemerintah mengimbau agar para lansia melakukan live TikTok. Tetapi, pemerintah juga harus memberi solusi dan perhatian kepada para lansia yang selama ini jarang tersentuh.

"Kalau pemerintah mau melarang lansia, ya harus dikasih solusi dulu. Mereka diberi perhatian nggak selama ini? Pemerintah harus hadir untuk rakyat kecil," tandasnya.



Simak Video "Sebanyak 56 Konten Ngemis Online di TikTok Sudah di Takedown"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT