Pada masa lalu Lato-lato ternyata pernah dilarang di sejumlah negara. Salah satunya di Mesir. Alasannya karena penamaan permainan itu melecehkan presiden dan pemerintah.
Dilansir dari detikEdu, pelarangan peredaran lato-lato di Mesir itu terjadi pada 2017. Mainan itu dianggap telah melecehkan Presiden Mesir saat itu Abdul Fattah as-Sisi.
Saat itu lato-lato di Mesir dinamai Sisi's balls. Sisi dianggap mirip dengan nama presiden. Sedangkan balls mengacu pada testis atau organ reproduksi. Oleh sebab itu, mainan itu juga dianggap melecehkan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari laman Groovy History lato-lato mulai muncul pada 1960-an di Amerika Serikat dan Eropa. Dulu, mainan itu terbuat dari kaca atau kayu.
Karena itu, jika bola lato-lato itu pecah, serpihannya bisa terpental dan mengakibatkan sejumlah kasus cedera mata.
Kasus cedera lato-lato sempat membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melarang peredaran mainan itu pada 1966.
Beberapa komunitas dan Organisasi Masyarakat untuk Mencegah Kebutaan (Society for the Prevention of Blindness) turut mendukung keputusan FDA.
Seperti dikutip detikEdu dari Quartz, sebelum melakukan pelarangan itu FDA menguji banyak perusahaan untuk menemukan kecepatan dan potensi pecahnya lato-lato.
Beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada 1973, Consumer Product Safety Commission atau Komisi Keamanan Produk Konsumen mulai muncul yang menyebabkan ketakutan lebih jauh terhadap mainan berbahaya.
Risiko insiden cedera mata dan luka ini mengakibatkan latto-latto sempat ditarik dari peredaran hingga mendorong perubahan bahan dasar kaca lato-lato menjadi plastik.
Meski demikian, lato-lato berbahan plastik yang dibuat pada 1970-an ternyata juga berpotensi pecah. Data New York Times pada 12 Februari 1971, tercatat ada empat kasus cedera terjadi akibat lato-lato.
Selanjutnya pada 1990-an, bahan akrilik lato-lato mulai dibuat lebih aman untuk jadi mainan.
(dpe/dte)