Gubernur Jatim Tekankan Antisipasi Cuaca Buruk Jelang Tahun Baru

Gubernur Jatim Tekankan Antisipasi Cuaca Buruk Jelang Tahun Baru

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 30 Des 2022 00:13 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan kerja di Tulungagung
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan kerja di Tulungagung. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Menjelang pergantian 2023 Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh komponen pemerintah dan lembaga terkait saling berkoordinasi. Terutama berkaitan dengan antispasi dampak cuaca buruk. Masing-masing lembaga dia minta berperan sesuai kapasitas yang dimiliki.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ketika melakukan kunjungan kerja di Tulungagung mengatakan proses persiapan lintas lembaga dan organisasi telah dilakukan sejak sepekan lalu. Pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa lembaga mulai dari Polda Jatim, Kodam V Brawijaya, Basarnas, BMKG, PVMBG, PLN hingga Pertamina.

"Pokoknya semua (instansi) komplit lah, saya minta kita semua saling proaktif update bagaimana informasi dari BMKG bagaimana informasi dari PVMBG jadi semua sama-sama perlu aktif update," kata Khofifah Indar Parawansa, Kamis (29/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya sesuai dengan analisa BMKG, hingga momen pergantian tahun mendatang cuaca di Jawa Timur cenderung ekstrem. Bahkan kondisi itu telah terjadi sejak Oktober lalu.

Untuk mengantisipasi dampak buruk dari cuaca ekstrem tersebut, masing-masing pengelola wisata diwajibkan untuk berkoordinasi dan komunikasi dengan forkopimda di daerah masing-masing, sehingga dapat dilakukan analisis dan langkah strategis jika terjadi kondisi darurat.

ADVERTISEMENT

"Harus saling aktif, tempat-tempat wisata terutama sudah harus koordinasi antara pengelola wisata dan seluruh forkopimda dengan BMKG," ujarnya.

Penyedia layanan publik juga harus proaktif menyampaikan informasi kepada masyarakat jika terjadi perubahan layanan. Sehingga konsumen bisa melakukan antisipasi lebih awal.

Khofifah mencontohkan pada 24 Desember lalu Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menunda keberangkatan kapal akibat adanya prediksi gelombang tinggi. Namun penundaan itu telah diantisipasi sehari sebelumnya dengan mengeluarkan informasi langsung kepada masyarakat.

"Di Tanjung perak itu tanggal 24 kemarin itu ditunda, tapi sudah di info sejak tanggal 23 jika besok pemberangkatan kapal itu ditunda karena ada prediksi gelombang sampai 4 meter," jelasnya.

Lanjut dia, pemberian informasi dan penanganan secara cepat dapat meminimalisir dampak buruk atau kerugian masyarakat.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads