Sebanyak 111 kapal terjebak di tengah laut Jawa karena gelombang tinggi. Ratusan kapal-kapal itu berada di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.
Hal itu diungkapkan BMKG berdasarkan monitoring radar maritim Weather Information for Shipping (INAWIS). Inawis merupakan alat yang mengetahui kondisi arus, kecepatan angin, tinggi gelombang.
"Jumlah kapal yang terjebak di tengah Laut Jawa sebanyak 111 kapal," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo bahwa kapal-kapal yang terjebak gelombang tinggi di tengah Laut Jawa itu sedang berlindung di pulau-pulau terdekat.
"(Dari gambar radar maritim) Kapal yang terjebak (Di tengah laut) tidak memaksakan untuk meneruskan perjalanan. Mereka berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak dan berlindung di pulau-pulau terdekat. Ini bentuk respons para nakhoda sesuai petunjuk BMKG untuk tidak berlayar," tambahnya.
Dia memaparkan perbedaan warna pada peta yang ditunjukkan oleh BMKG. Hujan ekstrem berwarna pink dengan intensitas melampaui 150 milimeter per hari. Hujan sangat lebat berwarna merah pada peta dengan intensitas 100-150 milimeter per hari. Sedangkan hujan lebat berwarna oranye dengan intensitas 50-100 milimeter per hari.
"Dari peta ini perlu mewaspadai yang warnanya merah, harusnya kewaspadaan mulai dilakukan ketika warna kuning, apalagi berkembang menjadi oranye, merah dan yang paling parah itu yang berwarna pink. Warna pink itu menunjukkan curah hujan dengan intensitas bisa melampaui 150 milimeter dalam waktu satu hari," tambahnya.
Radar maritim, jelas dia, bisa melihat informasi kondisi real time kebutuhan penyeberangan. Sehingga nakhoda bisa memperhitungkan dan melewati kecepatan arus atau gelombang tinggi saat melintas. Sementara BMKG menyebut hujan ekstrem melanda Jawa Timur bagian selatan.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
(dpe/fat)