Libur Natal dan Tahun Baru tiba. Berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya, banyak pengendara yang melintasi Blitar memilih jalur Kanigoro. Dishub Pemkab Blitarpun akan merekayasa jalur agar tidak terjadi kemacetan.
Pengendara yang melintasi Blitar baik kota maupun kabupaten, jika arah timur dengan tujuan Malang dan seterusnya. Sedangkan jika ke barat, bisa tujuan Tulungagung atau Kediri.
Dua jalur bisa dilalui dengan kondisi jalan minim kerusakan. Tidak ada penutupan karena perbaikan jalan atau acara masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalur pertama merupakan jalur utama provinsi, yakni melewati Kesamben- Wlingi-Talun-Garum-Kota Blitar-Srengat. Sedangkan jalur selatan akan melewati Kesamben-Selopuro-Kanigoro-Kota Blitar- Kademangan.
Baca juga: Tips Berkendara Aman dan Nyaman Saat Liburan |
Di dua jalur itu, dari arah timur potensi kepadatan biasanya terjadi mulai perbatasan Kabupaten Malang, yakni wilayah Selorejo sampai Kesamben. Sedangkan dari arah barat, biasanya terjadi di Simpang Tiga Tugu Rante karena titik pertemuan arus lalin dari Kediri, Tulungagung dan Blitar.
"Berkaca dari evaluasi Nataru tahun lalu, pengendara bergeser memilih jalur Kanigoro. Dengan pemikiran, jalur utama banyak dilalui kendaraan besar," ungkap Kabid Lantas Dishub Pemkab Blitar, Anjar EkoYuli Admanto kepada detikJatim, Sabtu (24/12/2022).
Dari pengalaman itulah, lanjut Anjar, maka pengaturan rekayasa arus lalu lintas pada libur Nataru tahun ini juga berubah. Rekayasa lebih diutamakan pada jalur Kanigoro. Di mana di wilayah itu juga banyak jalur alternatif yang bisa dibuka tutup jika terjadi kepadatan atau kemacetan lalin.
Anjar menambahkan, di jalur jalur utama minim jalur alternatif. Apalagi wilayah Kesamben. Ini sifatnya juga tentatif melihat kondisi kepadatan. Namun hasil diskusi dengan pihak kepolisian, traffic light sepanjang jalur utama akan di-flashing dengan menempatkan petugas gabungan. Agar arus lalin terus berjalan tanpa berhenti di traffic light.
"Sedangkan jalur Kanigoro atau selatan, durasi lampu hijau kami diperpanjang sampai 1.30 menit dua. Atau dua kali lipat dari hari biasa. Di titik crossing kami juga akan batasi, karena badan jalan lebar," imbuhnya.
Terkait seringnya truk pengangkut tebu terguling hingga membuat jalur lalin macet di wilayah Kesamben. Anjar mengaku saat ini musim giling pabrik tebu di Blitar selatan telah berakhir. Kalaupun masih ada truk tebu yang melintas, jumlahnya tidak banyak. Dan dantar untuk produsen gula rumahan. Dishub Pemkab Blitar juga tidak melarang angkutan barang melintas selama masa libur Nataru tahun ini.
"Dari pusat tidak ada instruksi larangan angkutan barang melintas. Selain itu lalin di Kabupaten Blitar tidak mengalami kemacetan yang parah. Jadi truk dan angkutan barang tetap bisa liwat. Sifatnya situasional," pungkasnya.
(abq/iwd)