Fenomena Solstis: Saat Siang Lebih Lama dari Biasanya

Fenomena Solstis: Saat Siang Lebih Lama dari Biasanya

Rina Fuji Astuti - detikJatim
Rabu, 21 Des 2022 07:00 WIB
Surabaya -

Fenomena Solstis akan terjadi pada Rabu (21/12/2022 pukul 21.48 UTC. Di Indonesia, fenomena itu akan terjadi pada Kamis (22/12/2022) pukul 04.48 WIB.

Informasi itu disampaikan Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Semua negara di selatan garis khatulistiwa akan memiliki siang yang panjang, hingga lebih dari 12 jam. Sementara di bagian utara akan memiliki malam yang lebih panjang hingga 12 jam.

Fenomena ini cukup penting bagi sejumlah negara. Sebab, titik balik matahari di Bulan Desember akan menandai malam terpanjang dan siang terpendek dalam setahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Fenomena Solstis?

Solstis merupakan fenomena alam di langit yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada Juni dan Desember. Dikutip detikNews, fenomena astronomis ini terjadi ketika matahari berada paling utara maupun selatan saat mengalami gerak semu tahunannya, relatif terhadap ekuator langit (perpanjangan atau proyeksi khatulistiwa bumi pada pola langit).

Merujuk informasi dari BRIN yang dikutip detikNews, fenomena Solstis disebabkan kondisi bumi yang berotasi secara miring terhadap ekliptika sekaligus mengorbit matahari. Sehingga ujung sumbu rotasi bumi selalu menghadap ke arah yang sama yakni polaris atau bintang kutub.

ADVERTISEMENT

Solstis atau Solstice secara harfiah berasal dari bahasa Latin. Sol yang berarti Matahari dan sistere yang berarti berdiri diam.

Fenomena Solstis atau fenomena Titik Balik Matahari adalah peristiwa astronomi. Itu seperti yang dijelaskan dalam situs resmi Earthsky. Solstis disebabkan kemiringan sumbu bumi dan gerakan orbitnya ketika mengelilingi matahari.

Pada dasarnya bumi tidak mengorbit secara tegak, melainkan miring 23,5 derajat dari porosnya. Setiap tahun, bumi bagian utara dan selatan saling bertukar tempat dalam menerima cahaya matahari secara langsung.

Sehingga fenomena ini juga disebut sebagai petunjuk musim. Fenomena Solstis Desember menandai dimulainya musim panas di belahan Bumi Selatan dan musim dingin di Bumi Utara.

Festival Solstis

Sejumlah negara menganggap fenomena ini cukup penting. Maka ada yang namanya Festival Solstis.

Perayaan ini berlaku untuk negara yang memiliki empat musim seperti Inggris. Mereka memiliki tradisi bernama festival Burning The Clocks di tepi kota Pantai Bringhton Inggris.

Festival ini ditandai dengan parade lentera kertas berbagai bentuk. Setelah diarak berkeliling kota, lentera akan dibawa ke tepi pantai lalu dibakar di api unggun yang menyala-nyala, lalu diikuti dengan pertunjukan kembang api yang spektakuler.

Festival ini telah berjalan selama lebih dari 20 tahun. Setiap tahun Burning The Clock berlangsung pada 21 Desember.

Lalu bagaimana efek fenomena Solstis Desember bagi Indonesia?

Sebagai negara yang berada di sepanjang garis khatulistiwa atau ekuator, Indonesia tidak akan banyak terkena efek fenomena Solstis Desember.

Namun tak menampik kemungkinan, Indonesia ikut terkena efek bumi bagian selatan, di mana siang akan lebih lama daripada malam. Beda dengan hari-hari sebelumnya.

(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads