Sebuah rumah di bantaran Sungai Sadar, Kota Mojokerto mendadak ambruk karena kerangka atapnya sudah lapuk. Reruntuhan atap rumah menimpa penghuni rumah yang menderita strok.
Insiden tersebut terjadi di rumah Achiyat (58), warga Lingkungan Ngaglik Gotong Royong Timur, RT 2 RW 5, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Rumah permanen seluas 10 x 5 meter persegi ini berdiri di bantaran Sungai Sadar.
Tetangga Achiyat, Suwari (65) mengatakan ambruknya rumah korban sekitar pukul 10.00 WIB. Ketika itu tidak ada hujan maupun angin. Suara ambruknya bangunan terdengar sampai rumahnya sekitar 10 meter dari lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sedang bersantai setelah menyapu rumah, tiba-tiba ada suara geruduk. Kata ibu-ibu depan rumah ada kebakaran, langsung saya lari ke lokasi bersama warga lainnya," kata Suwari kepada detikJatim di lokasi, Rabu (14/12/2022).
![]() |
Sampai di lokasi, ia mendapati separuh rumah Achiyat roboh. Kerangka atap yang seluruhnya berbahan bambu runtuh bersama genting-gentingnya. Dinding sisi kiri rumah juga ambruk ke arah kiri. Sedangkan bagian kanan rumah masih utuh.
"Posisi Pak Achiyat tadi masih di dalam kamar mandi tertimpa atap rumah. Kemudian diangkat warga dari reruntuhan, kondisinya masih sadar," terangnya.
Setelah mengevakuasi Achiyat ke RS Gatoel, Kota Mojokerto, lanjut Suwari, warga bergotong-royong menurunkan semua genting di rumah bagian kanan. Sebab kerangka atapnya juga sudah lapuk.
Sehari-hari Achiyat hanya tinggal bersama putri kedua dan seorang cucunya. Ketika rumahnya ambruk, putrinya, Fitriana (32) sedang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Sedangkan cucunya sekolah kelas 5 SD. Praktis ia sendirian di rumah tersebut.
"Bapak sakit strok ringan sejak 4 bulan lalu, tubuh bagian kanannya lemah, tapi masih bisa jalan," jelas Putra Sulung Achiyat, Andi (35).
Achiyat mempunyai 3 anak. Putra pertamanya selama ini tinggal di Desa Kupang, Jetis, Kabupaten Mojokerto. Anak bungsunya yang bekerja di RS Emma, Kota Mojokerto juga sudah mempunyai tempat tinggal sendiri.
Rumah sederhana ini, lanjut Andi dibangun sekitar 2006. Menurutnya rumah di bantaran Sungai Sadar tersebut belum pernah direnovasi selama 16 tahun terakhir. Praktis material bangunan sudah lapuk. Terlebih lagi kerangka atap rumah semuanya berbahan bambu.
"Harapannya ada bantuan untuk perbaikan rumah, tapi kalau ada," cetusnya.
Lurah Kranggan Mohammad Rochan menuturkan ambruknya rumah Achiyat murni akibat kerangka atap yang sudah lapuk. Sebab ketika kejadian, tidak ada hujan maupun angin di lokasi.
"Kondisi korban tidak terlalu parah, luka di kepala atas sedikit robek mungkin karena tertimpa reruntuhan atap. Juga lecet-lecet sedikit di tangan dan tubuhnya," jelasnya.
Hingga saat ini Achiyat masih menjalani perawatan di RS Gatoel. Rochan menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Baznas Tagana Kota Mojokerto terkait perbaikan rumah korban.
"Kami menunggu evaluasi dari mereka. Kami kurang tahu bagaimana tindak lanjutnya nanti. kami masih menunggu informasi," tandasnya.
(abq/iwd)