Hari Nusantara 13 Desember 2022

Hari Nusantara 13 Desember 2022

Firda Aulia Miftahul Zanah - detikJatim
Selasa, 13 Des 2022 07:30 WIB
Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-68 mengibarkan bendera merah putih di atas Mercusuar Karang Unarang, Perairan Ambang Batas Laut (Ambalat), Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (13/9/2021). Mercusuar tersebut merupakan tanda perbatasan perairan laut antara Indonesia dengan Malaysia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Mercusuar Ambalat/Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Surabaya -

Hari Nusantara diperingati setiap 13 Desember. Peringatan ini dicanangkan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid pada 13 Desember 1999.

Ada empat tujuan dari Hari Nusantara. Itu seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral (ESDM).

  1. Mengubah mindset bangsa Indonesia mengenai ruang hidup dan ruang juang, dari matra darat menjadi matra laut.
  2. Menjadikan bidang kelautan sebagai arus utama pembangunan nasional.
  3. Menghasilkan model pembangunan terintegrasi bagi kepulauan terluar dan atau terpencil.
  4. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mampu mengelola potensi sumber daya alam laut untuk kesejahteraan masyarakat dan disegani dunia.

"Bahwa semua perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang masuk daratan NKRI adalah bagian-bagian yang tak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia," berikut bunyi Deklarasi Djuanda Kartawidjaya atau yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan diterangkan, berdasarkan catatan 2020, Indonesia memiliki 16.771 pulau. Salah satu kabupaten dengan pulau terbanyak yakni Raja Ampat yang punya 2.881 pulau.

Pulau mana saja yang pernah jadi sengketa RI dengan Malaysia dan China?

1. Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan

ADVERTISEMENT

Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan berada di perbatasan antara Kalimantan Timur dan Sabah (Malaysia Timur). Pada 1967, terjadi saling klaim pulau antara Malaysia dan Indonesia.

Indonesia menyebut Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan masuk di batas wilayah. Namun Malaysia keberatan hingga memasukkan Pulau Ligitan dan Sipadan ke dalam peta nasionalnya.

Hingga 21 Juni 1996, perwakilan Indonesia Moerdiono dan perwakilan Malaysia Anwar Ibrahim menandatangani sebuah laporan. Isinya hasil rekomendasi supaya sengketa kedua pulau dibawa ke Mahkamah Internasional. Laporan tersebut juga ditunjukkan pada Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Mahathir Mohammad.

Akhirnya Mahkamah Internasional, berdasarkan bukti-bukti yang telah diajukan, menetapkan pemilik kedaulatan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan adalah Malaysia.

2. Blok Ambalat

Sejak 1979, Malaysia sudah mengincar Blok Ambalat. Itu ditandai dengan kapal perang dan pesawat tempur Malaysia yang sering mondar-mandir.

Sebab, satu titik tambang di Ambalat menyimpan cadangan potensial 764 juta barel minyak. Serta 1,4 triliun kaki kubik gas yang bisa dimanfaatkan hingga 30 tahun.

Sementara itu, Ambalat telah diakui dunia sebagai milik Indonesia berdasarkan Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLAW).

3. Pulau Sebatik

Secara administratif, Pulau Sebatik terbagi menjadi dua bidang. Di utara merupakan wilayah Sabah, Malaysia. Sedangkan di selatan merupakan wilayah Kalimantan Utara, Indonesia.

Meski berbeda budaya dan kewarganegaraan, warga di sana tetap hidup rukun dan tentram.

4. Pulau Natuna

Pulau Natuna berada di Kepulauan Riau. Pada 1993, China memaparkan sebuah peta. Di peta tersebut tampak Pulau Natuna masuk dalam peta nasionalnya.

Itu dilandasi dengan tanda sembilan garis putus-putus. Atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan nine-dash line.

Saat diklarifikasi China mengatakan Pulau Natuna milik Indonesia. Namun berbanding terbalik dengan sa ada ikap di lapangan.

Sejak 2010 kapal-kapal nelayan China masuk Indonesia. Serta ada intervensi kapal penjaga pantai China di wilayah ZEE Indonesia. Hingga 2022, ketegangan terkait perairan Natuna masih tetap terjadi.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads