Sabtu, 4 Desember 2021 Gunung Semeru mengalami erupsi hingga menyebabkan banyak korban jiwa. Hari ini tepat satu tahun, Minggu 4 Desember 2022, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali mengeluarkan awan panas guguran hingga membuat masyarakat setempat ketakutan.
Gunung Semeru kali ini mengalami erupsi pukul 02.46 WIB hingga 06.00 WIB ditandai Awan Panas Guguran (APG) sejauh 7 KM. Awan panas ini menuju Besuk Kobokan. Sedangkan abu yang meluncur setinggi 1.500 meter sudah mencapai di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo.
Para lansia, anak-anak dan ibu hamil yang berada paling dekat yakni Desa Sumber Wuluh langsung diungsikan di titik kumpul Desa Sumber Wuluh. Mereka diungsikan dengan membawa pikap dan motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua Dusun di Desa Supit Urang telah dikosongkan. Yakni Dusun Gumukmas dan Sumbersari. Seluruh warga di dua dusun ini sudah mengungsi sejak pukul 06.00 WIB. Mereka diungsikan ke SMPN 2 Pronojiwo, SDN Supit Urang IV, dan masjid Supit Urang.
"Sebagian warga ada juga yang mengungsi di rumah saudaranya yang ada di dataran tinggi," kata Nurul Yakin, kepala desa setempat, Minggu (4/12/2022).
Ketakutan warga sekitar Gunung Semeru semakin lengkap karena PVMBG Badan Geologi ESDM menaikkan status Gunung Semeru dari Siaga menjadi Awas. Atau level 3 siaga naik ke level 4 awas. Naiknya status itu terhitung hari Minggu 4 Desember 2022 Pukul 12.00 WIB.
Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan mengimbau agar tidak ada aktivitas dalam radius mencapai 19 km dari puncak Gunung Semeru.
"Tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak, dan sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 km dari puncak. Surat resmi peningkatan status segera disampaikan," ujar Hendra Gunawan dalam keterangan tertulis yang didapat detikJatim.
Ketakutan warga beralasan, karena tepat setahun lalu atau 4 Desember 2021, Gunung Semeru meluluhlantakkan ratusan bangunan, merenggut nyawa sejumlah warga hingga hewan ternak mati atau terjebak dalam abu vulkanik.
Berdasarkan data Posko Penanganan Darurat Bencana Erupsi Semeru, hingga Sabtu 25 Desember 2021 tercatat sebanyak 54 orang meninggal, sedangkan 6 warga dinyatakan hilang.
Sementara total rumah rusak mencapai 1.027 unit. Rumah rusak ini tersebar di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dengan kategori rusak berat 505 unit. Sedangkan di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, rumah rusak berat 85 unit dan rusak berat 437 unit.
Lalu, total warga mengungsi berjumlah 9.417 jiwa yang tersebar di 402 titik. Konsentrasi pengungsian terpusat di 3 Kecamatan, yakni di Pasirian 15 titik 1.657 jiwa, Candipuro 22 titik 3.897 jiwa dan Pronojiwo 7 titik 1.136 jiwa.
Pengungsian di luar Kabupaten Lumajang berada di Kabupaten Malang 9 titik 341 jiwa, Probolinggo 1 titik 11 jiwa, Blitar 1 titik 3 jiwa dan Jember 3 titik 13 jiwa. Bencana alam ini mendapat respons dari sejumlah pihak. Banyak bantuan hingga relawan berdatangan.
(abq/fat)