Sebagian wilayah Kabupaten Malang yang berbatasan dengan wilayah Lumajang terimbas abu vulkanik Gunung Semeru. Salah satunya di Kecamatan Ampelgading, sejak subuh telah dilaporkan terjadi hujan abu usai Gunung Semeru meluncurkan awan panas guguran (APG).
Camat Ampelgading Stefanus Lodewyk Horsayr menuturkan, hujan abu terasa pekat jika berada di luar rumah meskipun tak terlihat kasat mata.
"Terasa pekat hujan abu, di luar rumah. Meskipun tidak parah," kata Stefanus kepada detikJatim melalui sambungan telpon, Minggu (4/12/2022) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Stefanus sampai pukul 11.50 WIB, hujan abu masih terasa di wilayah Ampelgading. Ia pun melihat kendaraan yang melintas dari arah timur (Lumajang) ke barat (Malang) sedikit tertutupi abu vulkanik.
"Sekarang masih terasa, saya lihat ini mobil-mobil dari arah Lumajang tipis bagian bodinya ada abu," ujarnya.
Stefanus sendiri mengaku kondisi cuaca Ampelgading sedikit gelap, sedikit mendung, dan terselimuti abu vulkanik.
"Ini kayak mendung tapi tidak hujan, apa karena abu atau bagaimana. Wilayah lain dilaporkan hujan tapi tidak deras," bebernya.
Sementara BPBD Kabupaten Malang sudah mendapatkan laporan wilayah Ampelgading diguyur hujan abu dampak erupsi Semeru sejak subuh tadi.
"Wilayah yang dilaporkan terdampak guyuran hujan abu hanya Ampelgading. Terakhir dilaporkan menjelang tengah hari sedang turun hujan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan terpisah.
Lalu, apakah awan panas bisa melanda wilayah Malang selatan? Sadono menegaskan, secara geografis wilayah Kabupaten Malang terbantu dengan adanya perbukitan hingga dapat menghalangi dampak erupsi.
"Kalau awan panas akan terhalang dengan gunung dan perbukitan. Sementara masih hujan abu tipis di Ampelgading yang dilaporkan," tegasnya.
Sejauh ini, kata Sadono, guyuran hujan abu belum terdampak serius terhadap masyarakat Ampelgading.
"Belum sampai mengganggu masyarakat," pungkasnya.
(dpe/dte)