Banjir Banyuwangi Dipicu Fenomena Shearline, Begini Penjelasan BMKG

Banjir Banyuwangi Dipicu Fenomena Shearline, Begini Penjelasan BMKG

Ardian Fanani - detikJatim
Selasa, 29 Nov 2022 12:05 WIB
Banjir merendam ratusan rumah di 5 kelurahan Kota Banyuwangi
Banjir di Banyuwangi rendam ratusan rumah (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Banjir merendam ratusan rumah di 5 kelurahan Kota Banyuwangi sejak Senin (28/11/2022). Banjir di perkotaan Banyuwangi disebabkan intensitas hujan tinggi.

Hal ini disebabkan anomali suhu di permukaan laut jadi faktor penyebab hujan lebat dengan durasi lama yang terjadi di Banyuwangi kota dan sekitarnya.

BMKG Banyuwangi menyatakan, selain masuk musim hujan, suhu permukaan laut pada saat ini lebih tinggi dibanding normalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anomali suhu muka laut di perairan utara Jawa Timur dan Selat Madura cenderung lebih tinggi. Jadi nilainya itu menunjukkan positif 0,5 hingga 2,5 derajat celcius di perairan itu," kata Prakirawan BMKG Banyuwangi, Benny Gumintar, Selasa (29/11/2022).

Benny menjelaskan, anomali suhu permukaan air laut tersebut berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah utara Jawa Timur, termasuk Banyuwangi.

ADVERTISEMENT

"Anomali ini berkontribusi terhadap penambahan massa uap air. Penambahan massa uap air itu menyebabkan percepatan pertumbuhan awan-awan hujan. Seperti awan CB (Cumulonimbus) dan awan cumulus," paparnya.

Sedangkan untuk kondisi angin, kata Benny, terjadi shearline atau belokan angin pada lapisan 3.000 feet. Di mana, shearline ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin.

"Jadi, kecepatan anginnya yang lambat, dapat meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan awan hujan di Jawa Timur termasuk Banyuwangi," tuturnya.

Sementara curah hujan yang melanda Banyuwangi kota, Senin kemarin, mencapai 106 mm. Kondisi hujan ini termasuk kategori ekstrem. Sehingga, BMKG mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan.

"Peningkatan curah hujan apalagi durasi lama, intensitasnya lebih dari 2 jam itu bisa menyebabkan banjir atau genangan. Oleh karenanya, masyarakat harus waspada di musim penghujan ini," harapnya.

Sedangkan puncak musim penghujan sendiri berdasarkan prakiraan BMKG, masih akan berlangsung pada Desember 2022 - Januari 2023.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads