Video memperlihatkan warga membawa keranda jenazah digotong sambil berlari. Sehingga, keranda yang ditutup kain hijau itu bergerak cepat. Kejadian ini pun sempat viral di media sosial hingga aplikasi perpesanan.
Peristiwa dalam video itu merupakan pemakaman jenazah Kepala Desa Kluwut, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan. Kades yang meninggal bernama Sachroni.
"Iya benar, video itu saat pemakaman beliau. Saya hadir saat itu," kata Edy Saputra (26), Kasun Limasan, Desa Kluwut, Kecamatan Wonorejo, Rabu (15/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy mengatakan Kades Sachroni meninggal pada Sabtu (11/12/2021) pukul 01.15 WIB di salah satu rumah sakit swasta di Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Sebelumnya, Jumat (10/12) malam ia diantar keluarga ke rumah sakit karena sakit lambungnya kambuh. Jenazah dimakamkan pagi harinya.
Menurut Edy sejak turun dari masjid untuk disalati, banyak warga yang menggotong keranda mayat. Dari masjid, kemudian diantar ke makam yang berjarak 50 meter.
Dia menambahkan kades berusia 58 tahun itu disebut orang baik. Selain itu, ayah tiga anak tersebut juga sabar.
"Sebagai atasan Pak Kades orangnya mengayomi bawahan. Beliau berani pasang badan demi anak buahnya," kata Edy.
Desa Kluwut terdiri dari 5 dusun. Menurut Edy, sikap kades dikenal tegas namun sabar dalam memimpin. Sachroni juga dipercaya sebagai seorang Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Wonorejo.
"Beliau sangat dekat dengan kami semua," ujar Edy.
Sementara itu Ketua AKD Kabupaten Pasuruan, Agus Supriyono, menambahkan Kades Sachroni dikenal sebagai orang yang sabar.
"Orangnya sabar. Nggak pernah ngamuk (marah)," kata Agus.
Kasun Rasakan Jenazahnya Sangat Ringan
Edy mengatakan saat itu keranda jenazah dibawa 8 orang. 6 Orang menggotong badan keranda, yang lain mengawal kedua sisi agar seimbang.
Edy yang menggotong di bagian depan merasakan keranda jenazah kades berusia 58 itu sangat ringan. "Saya rasakan sangat ringan jenazahnya," ujar Edy.
Saat keranda diantar dari masjid ke tempat pemakaman umum (TPU) yang berjarak 50 meter, hal tak biasa juga dialami 8 orang membawa keranda. Pembawa keranda di bagian depan merasa didorong dari belakang, sementara yang di bagian belakang merasa ditarik dari depan.
"Yang depan bilang 'Jangan didorong'. Tapi yang belakang malah bilang 'Jangan ditarik'. Padahal nggak ada yang dorong dan narik. Aneh," ungkap Edy.
Menurut Edy, sejak keranda turun dari masjid usai disalati, memang terlihat ringan. Keranda bergerak dari satu tangan ke tangan lain dengan cepat.
"Ya mungkin banyak ya yang seperti itu. Tapi memang waktu itu, keranda terasa ringan. Bapak ini orangnya nggak kurus, tapi tinggi besar," jelasnya.
Dalam video berdurasi 23 detik yang dilihat detikJatim, tampak sejumlah orang menggotong keranda dengan cepat. Puluhan pengantar jenazah kemudian mengikuti di belakang sambil berjalan. Kejadian ini pun sempat viral di media sosial hingga aplikasi perpesanan.
Dalam caption video saat itu yang diunggah @ndorobei.official berisi: Viral! Keranda Jenazah Ini Digotong Sembari Dibawa lari, Ada Apa?
Berbagai suara terdengar dalam video singkat itu. Ada teriakan ada pula ungkapan heran.
"Ngawang (terbang)," suara orang yang kemungkinan besar perekam video.
Sontak unggahan video tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Postingan ini mendapat respons lebih 100 komentar netizen dan disukai 1.600 lebih.
Tak sedikit dari mereka yang justru memberikan komentar positif soal keranda mayat itu. Lantaran jenazah yang dibawa lari tersebut merupakan orang baik dan jenazah ketika digotong terasa ringan.
Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Tetap nantikan artikel-artikel khas Jawa Timuran dan selalu setia membaca detikJatim!
Simak Video "Video: Viral Mahasiswa di Nias Ribut dengan Dosen gegara Berkas Dibanting"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/fat)