Hari Toilet Sedunia, Kampanye Atasi Krisis Sanitasi

Hari Toilet Sedunia, Kampanye Atasi Krisis Sanitasi

Firda Aulia Miftahul Zanah - detikJatim
Jumat, 18 Nov 2022 15:28 WIB
Ilustrasi toilet
Ilustrasi toilet/Foto: Getty Images/iStockphoto/Creative life, looking for speci
Surabaya -

Tanggal 19 November diperingati sebagai Hari Toilet Sedunia. Latar belakangnya adalah kegelisahan orang terhadap toilet yang diremehkan.

Sanitasi merupakan usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan. Terutama kesehatan masyarakat.

Dampak dari buruknya sanitasi di rumah seperti diare dan sakit perut. Jadi, sanitasi itu penting yang detikers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam data yang dihimpun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 1,7 miliar orang belum mempunyai jamban pribadi.

Kemudian ada 494 juta orang masih membuang air besar (BAB) di tempat terbuka. Bahkan sekitar 10 persen populasi dunia, diperkirakan masih mengkonsumsi makanan yang diairi air limbah.

ADVERTISEMENT

Info menarik yang dirangkum dari situs World Toilet Organization:

1. Anak-anak

Sanitasi yang buruk mengakibatkan sekitar 297.000 balita di dunia meninggal setiap tahunnya.

2. Pendidikan

Masih banyak sekolah di dunia, yang tidak menyediakan tempat cuci tangan dan sabun. Bahkan, air bersih yang mengalir pun jarang.

3. Perempuan

Pada tempat wisata atau instansi, toilet perempuan dan laki-laki kerap menjadi satu. Padahal secara tidak langsung, itu membuat wanita tidak nyaman menggunakan layanan sanitasi yang disediakan.

4. Buang air besar di tempat terbuka

Sebanyak 2 miliar orang di dunia masih menggunakan sumber air minum, yang telah tekontaminasi tinja.

5. Investasi

Sistem sanitasi yang memadai dan baik memberikan keuntungan cukup besar. Terbukti, setiap $ 1 yang dikeluarkan dapat menghemat biaya medis dan produktivitas sebanyak $ 5.

Manfaat sanitasi yang sehat:

  1. Mencegah penyakit menular
  2. Mencegah dan mengurangi keparahan sebagai dampak malnutrisi
  3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap
  4. Menghindari pencemaran
  5. Mengurangi jumlah persentase sakit
  6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman
  7. Berpotensi pemulihan air, energi terbarukan dan nutrisi dari limbah tinja
  8. Mengurangi kelangkaan air melalui penggunaan air limbah yang aman untuk irigasi. Terutama di daerah yang paling terkena dampak perubahan iklim.



(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads