Tragedi 5 Hari Cemaran Limbah Bikin Mati Puluhan Hektare Padi

Tragedi 5 Hari Cemaran Limbah Bikin Mati Puluhan Hektare Padi

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Jumat, 18 Nov 2022 06:01 WIB
ratusan hektare sawah di lamongan tercemar limbah
Padi petani Lamongan mati gegara cemaran limbah (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan -

Petani di Desa Brengkok, Brondong, Lamongan harus bersedih hati. Padi yang baru mereka tanam tiba-tiba layu untuk kemudian berubah warna lalu mati.

Usut punya usut air irigasi untuk mengairi sawah ternyata tercemar limbah. Limbah yang disebut dari pabrik baja itu juga mencemari waduk desa.

Ikan di dalam waduk mati. Air juga berubah warna menjadi oranye dan berbau menyengat. Pencemaran limbah itu membuat puluhan hektare padi di sawah mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Limbahnya itu warnanya oranye dan keruh" kata salah seorang petani dari Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Siskan kepada wartawan, Kamis (17/11/2022).

Siskan mengaku, kejadian pencemaran di lahan pertanian ini baru kali ini terjadi dan tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada.

ADVERTISEMENT

"Dampaknya pada kami, semua tanaman padi kami mati," akunya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sumaji (60) warga Desa Brengkok dimana tanaman padi lahan sawahnya juga mati tercemar limbah cair yang mengalir ke sawah. Saat hujan turun dan saluran irigasi terisi air hujan, limbah yang keluar dari pipa yang terpasang di saluran irigasi tersebut meluber dan memenuhi lahan sawah di sekitar saluran irigasi.

"Padi yang baru ditanam mati. Tak hanya saya, petani yang lain juga mengalami yang sama," kata Sumaji.

Baik Siskan dan Sumaji mengatakan cemaran limbah ini terjadi sejak 5 hari terakhir. Siskan mengakui akibat lahan yang diduga tercemar itu ia mengalami kerugian yang tidak sedikit. Pasalnya, ia menyewa lahan tersebut sebesar Rp 10 juta untuk 2 tahun tapi tahun ini ia tidak bisa panen alias gagal panen karena ada dugaan tercemar tersebut.

Akibat kejadian ini, petani yang sawahnya terdampak akibat limbah cair tersebut merugi yang ditaksir hingga puluhan juta rupiah.

Camat Brondong Niam mengatakan sudah ada mediasi antara warga yang lahannya tercemar dengan pihak pabrik. Niam menyebut saat ini limbah sudah tidak ada lagi karena limbah yang ada itu disebutnya sebuah kebocoran.

"Sudah ada mediasi antara warga dengan pabrik," kata Niam

Niam mengungkapkan dari hasil mediasi itu akan ada ganti rugi untuk warga yang lahannya diduga tercemar limbah. "Rencananya akan ada ganti rugi kepada warga yang terkena itu," jelasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads