.webp)
Hari Pahlawan merupakan momen untuk mengenang jasa para pejuang bangsa. Hari Pahlawan juga sebagai pengingat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Maka tak heran jika Surabaya dijuluki Kota Pahlawan. Selain jadi julukan kota, kata 'pahlawan' juga menjadi nama jalan dan tugu kebanggaan di Surabaya.
Berikut Serba-serbi 'Pahlawan' di Surabaya:
Kota Pahlawan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Suryo memegang kendali penuh Surabaya pada November 1945. Tepat pada 9 November pukul 23.00 WIB, ia membacakan keputusannya. Ia mengajak rakyat untuk melawan Sekutu hingga titik darah penghabisan.
Ditambah orasi Bung Tomo yang membuat darah arek-arek Suroboyo kian bergelora. Di kepala mereka hanya ada dua pilihan, merdeka atau mati.
Banyak rakyat yang gugur di medan perang untuk mempertahankan kemerdekaan. Maka dari itu, Surabaya dijuluki Kota Pahlawan.
Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan dibangun pada 10 November 1951. Lalu diresmikan setahun berselang oleh Presiden pertama RI, Ir Soekarno.
Monumen itu untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Terutama para pahlawan dalam Pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya.
Kemudian pada 10 November 1991, dibangun Museum Sepuluh November di kompleks Tugu Pahlawan. Museum itu diresmikan pada 19 Februari 2000 oleh Presiden RI waktu itu, Abdurrahman Wahid.
Taman Makam Pahlawan
Ada tiga taman makam pahlawan (TMP) di Surabaya. Yang pertama yakni TMP Kusuma Bangsa. TMP itu berada di Jalan Kusuma Bangsa, Kecamatan Genteng.
Berikutnya yakni Taman Makam Pahlawan Sepuluh November. TMP ini berada di Jalan Mayjend Sungkono, Kecamatan Dukuhpakis.
Yang terakhir yakni Taman Makam Pahlawan Ngagel. TMP ini berada di Jalan Ngagel Jaya Selatan, Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo.
Jalan Pahlawan
Jalan Pahlawan merupakan salah satu jalan utama di Surabaya. Di sini ada Museum 10 November, Titik Nol Surabaya dan Kampung Lawas Maspati.
Saat weekend, ada keramaian di Jalan Pahlawan pada pagi hari. Seperti jadi tempat thrifting atau tempat mencari dan belanja barang bekas.
(sun/iwd)
