Kemenkes Siapkan 10 Juta Dosis Vaksin Inavac dan Indovac Jadi Booster

Kemenkes Siapkan 10 Juta Dosis Vaksin Inavac dan Indovac Jadi Booster

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 09 Nov 2022 17:04 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah siapkan 10 juta dosis vaksin buatan negeri. Yakni vaksin Indovac yang diproduksi BUMN dan Inavac dari Universitas Airlangga (Unair).

Untuk vaksin Inavac akan menjadi suntikan primer atau dosis satu dan dua. Namun, juga akan bisa dipakai untuk booster. Sebab, telah banyak masyarakat yang sudah mendapat suntikan vaksin primer.

"Booster Indovac sudah, Inavac belum. Jadi sekarang saya sedang berusaha bekerja sama dengan Unair, PT Biotis dan BPOM, biar cepat itu keluar izin untuk booster di Inavac," kata Budi kepada wartawan di Gedung Rektorat Unair, Rabu (9/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menambahkan, pihaknya juga telah menganggarkan masing-masing vaksin buatan dalam negeri. Sehingga, diharapkan izin penggunaan sebagai vaksin booster bisa segera keluar.

"Kemenkes sudah menganggarkan masing-masing 5 juta dosis, jadi 10 juta dosis vaksin dalam negeri. Jadi Inavac dan Indovac sudah saya anggarkan. Sebenarnya mau saya keluarkan Oktober, cuma kan mundur dari keluar izin resminya. Saya harapkan November ini sudah keluar. Sehingga kita bisa cepat dapat barangnya, sehingga bisa segera kita suntikan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Lantas, apa yang membuat izin resmi penggunaan vaksin dalam negeri untuk booster menjadi lama? Menurutnya, ini karena uji klinis vaksin Invac masih berjalan.

"Kita dorong supaya bisa lebih selesai dan mereka ngasih izinnya ke BPOM dan izinnya keluar dari BPOM. Kita harapkan bisa November ini bisa keluar," ujarnya.

Budi mengatakan vaksin booster sebelumnya merupakan produk impor dari luar negeri. Kemudian, saat Oktober sudah dijadwalkan menggunakan vaksin dalam negeri, sehingga tidak perlu melakukan impor. Namun nyatanya mundur ke bulan November. Oleh karena itu, ketersediaan vaksin booster tidak banyak.

"Jadi kemarin Oktober sempat 2 minggu agak kosong, kita impor lagi. Tapi bukan bayar, tapi dari donasi. Jadi kita impor 5 juta dosis pfizer. Lalu dua minggu lalu sudah didistribusikan ke daerah-daerah. Jadi saya rasa sudah tidak ada masalah," urainya.

Saat ini, masih ada 6 juta dosis vaksin COVID-19. Jumlah tersebut dirasa cukup hingga 100 hari atau dari awal November sampai Januari.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads