Warga Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Trenggalek, mendesak pemkab dan Kementerian PUPR segera merealisasikan penyediaan jembatan darurat untuk membuka akses jalan. Pasalnya, selama 5 hari warga terisolir dampak 7 jembatan rusak diterjang banjir.
Kepala Desa Bangun, Puguh Hadi Santoso mengatakan normalisasi akses jalan menjadi prioritas utama. Mengingat aktivitas perekonomian dan sosial masyarakat lumpuh dampak 7 jembatan putus diterjang banjir.
"Belum ada tindak lanjut, jembatan darurat yang katanya dari Sidoarjo (BBPJN) mana, tidak ada kabarnya. Sampai sekarang masih terisolir, lumpuh total kalau begini," kata Puguh saat dikonfirmasi, Selasa (8/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya dalam masa tanggap darurat bencana kali ini, terdapat dua hal yang harus segera terealisasi di Desa Bangun. Yakni penyediaan jembatan darurat dan normalisasi sungai.
Jika Jembatan Bailey segera terpasang, akan membuka keterisolasian ribuan masyarakat di desanya. Mengingat selama 5 hari, akses masuk ke desanya bisa dilalui dengan cara jalan kaki dan kendaraan roda dua.
"Yang paling penting jembatan darurat itu bisa dilalui oleh mobil, sehingga perekonomian masyarakat kami biar hidup kembali, akses sosial dan pendidikan juga akan terbuka," jelasnya.
Sedangkan normalisasi sungai diperlukan untuk meminimalisir dampak parah jika sewaktu-waktu terjadi banjir susulan. Mengingat saat ini terjadi pendangkalan sungai ekstrem.
"Sungai itu tingginya hampir sama dengan lahan yang ada di sekitarnya, sehingga jika debit air meningkat, maka akan meluber ke perkampungan," jelasanya.
Sebelumnya banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Munjungan pada Kamis (3/11/2022) malam. Terjangan banjir merendam kawasan perkampungan dan merusak sejumlah jembatan dan akses jalan.
(dpe/fat)