Menko PMK Minta Kampus Cari Bahan Pangan Alternatif Antisipasi Krisis

Menko PMK Minta Kampus Cari Bahan Pangan Alternatif Antisipasi Krisis

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 30 Okt 2022 04:46 WIB
Menteri PMK Muhadjir Effendy di Surabaya
Menko PMK Muhadjir Effendy di Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Menko PMK Muhadjir Effendy mengunjungi Universitas Airlangga (Unair) Kampus C Surabaya. Di sana, ia menyampaikan sejumlah hal terkait ancaman yang bakal dihadapi dan diantisipasi oleh Indonesia.

Salah satunya yakni dampak perang Ukraina dan Rusia. "Konflik Rusia dan Ukraina, dampaknya sangat-sangat mengacaukan dunia, terutama bidang ekonomi," kata Muhadjir, Sabtu (29/10/2022).

"Karena, Ukraina jadi basis senjata dan Rusia juga punya cadangan senjata nuklir," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat perang itu, sejumlah negara di Eropa terdampak. Di antaranya krisis energi di sejumlah negara. Mengingat, Rusia menyumbang 1/3 energi di dunia, terutama di Benua Eropa.

"Di bawah tanah Eropa, itu banyak pipa-pipa gas yang saling menyilang sampai ke Turki, dan itu semua berasal dari Rusia," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Di Belanda misalnya, Muhadjir mengklaim juga merasakan. Artinya, penggunaan listrik dibatasi dan dibagi, seperti halnya di Turki.

Untuk pangan, Muhadjir mengaku juga disadarkan bahwa 2 negara ini mempunyai gandum yang melimpah. Namun, karena konflik kedua negara, gandum ini tidak bisa dikeluarkan dari gudang-gudang penyimpanan.

"Maka (gandum) busuk, dunia mengalami kekurangan pangan, kita tergantung dengan Ukraina karena kita pencinta mi instan, bahannya dari sana," tuturnya.

Maka dari itu, Muhadjir mendatangi satu per satu kampus di Indonesia, termasuk Unair dan UM Surabaya untuk menyampaikan pesan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal antisipasi krisis tersebut di 2023.

"Pak Presiden wanti-wanti bahwa kampus-kampus untuk bergerak ke depannya untuk mengantisipasi krisis pangan. Di Indonesia belum terasa tapi di Inggris cari roti saja susahnya bukan main dan membuat Perdana Menteri jatuh bangun," katanya.

Kendati demikian, Muhadjir mengaku bersyukur Indonesia tak terimbas. Sebab, masih ada stok beras, sagu, hingga sejumlah bahan pokok lainnya di Tanah Air.

"Alhamdulillah, dalam krisis pangan, kita ada beras," ujar dia.

Meski begitu, Muhadjir menegaskan agar Indonesia jangan terlena. Ia meminta kepada semua masyarakat dan civitas akademika atau dunia akademik memikirkan alternatif dan opsi pangan dalam menghadapi tantangan di 2023.

"Saya kira sudah waktunya kampus-kampus mencari alternatif-alternatif bahan pangan lain, sebelum kita terpuruk seperti negara-negara yang saat ini kemuramannya berada dalam tebing," tutupnya.




(hil/sun)


Hide Ads