Soenario Sastrowardoyo, Pencetus Sumpah Pemuda Asal Madiun-Kakek Dian Sastro

Karier Soenario

Setelah Indonesia merdeka, Soenario menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat. Selain itu, Soenario juga pernah menjabat Menteri Luar Negeri semasa kabinet Ali Sastroamidjojo pada 30 Juli 1953 hingga 12 Agustus 1955.

Soenario ditunjuk menjadi duta besar di Inggris pada Desember 1956 sampai 1961. Setelah itu, Soenario diangkat sebagai guru besar politik dan hukum internasional di Universitas Diponegoro Semarang. Kemudian menjadi rektor di kampus tersebut pada 1963-1966.

Soenario pun menjadi salah satu anggota Panitia Lima pada 1974. Kepanitian itu dibentuk pemerintah karena muncul kehebohan di kalangan masyarakat tentang sosok penggali Pancasila.

Panitia Lima diketuai oleh Bung Hatta. Anggotanya Ahmad Subardjo, AA Maramis, Soenario, dan AG Pringgodigdo. Ketiga nama pertama ikut merumuskan Piagam Jakarta pada 1945.

Fakta Sosok Soenario yang Sederhana dan Kakek Dian Sastrowardoyo

Tahukah Anda jika sosok Soenario Sastrowardoyo merupakan kakek dari Dian Sastrowardoyo. Soenario pun terkenal memiliki gaya hidup sederhana.

Hal itu terbukti saat Soenario pensiun, dia mengajar di beberapa perguruan tinggi. Soenario tidak punya mobil sendiri. Bahkan, dia harus pergi ke kampus naik bus kota atau bajaj dari rumahnya di Jalan Raden Saleh, Jakarta.

Soenario juga sempat membuat heboh pejabat Departemen Luar Negeri. Sebab, Soenario pernah naik sepeda untuk menuju ke Gedung Departemen Luar Negeri di Pejambon, Jakarta.

Nah, itu tadi profil Soenario Sastrowardoyo yang merupakan salah satu tokoh Sumpah Pemuda asli Madiun. Salam Sumpah Pemuda!