Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajukan obat Fomepizole (Injeksi) dari Singapura ke pemerintah pusat. Pengajuan obat untuk obat gagal ginjal akut anak ini sesuai dengan jumlah kebutuhan penduduknya.
Eri mengatakan, pihaknya mengajukan obat gagal ginjal akut seperti vaksin COVID-19, yakni sesuai kebutuhan warga Surabaya. Nantinya Kemenkes lah yang menghitung kebutuhan.
"Jadi sebenarnya obat gagal ginjal akut bukan permintaan, tapi sudah dihitung berdasarkan kebutuhan-kebutuhan oleh kementerian. Seperti vaksin COVID-19, itu dikasih kita jalan," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Senin (24/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pihaknya tidak mengetahui berapa stok obat gagal ginjal akut yang diterima. Berapapun stok yang diberikan akan diterima.
"Saya belum tahu karena kita kemarin membagi sesuai jumlah penduduk. Keputusannya kalau sudah dikirim, podo kaya COVID-19. Dapat segini Surabaya dapat sekian-sekian," ujarnya.
Sementara jumlah kasus gagal ginjal akut di Surabaya, Eri mengaku tidak bisa menjelaskan secara detail. Pasalnya hal itu kewenangan kemenkes.
"Terkait dengan data itu kan di Surabaya juga rujukan. Jadi di RS yang menerima pasien itu melaporkan, kementerian yang boleh mengeluarkan. Yang boleh mengeluarkan statement daerah berapa hari ini, itu pemerintah pusat," tandasnya.
Pihaknya kini memasifkan puskesmas melalui RT dan RWnya agar tidak mengkonsumsi obat yang mengandung senyawa berbahaya etilen glikol (EG).
"Kita tak pernah tahu. Tapi kita sampaikan dengan masif kepada masyarakat kalau iki loh obat yang gak boleh. Makanya puskesmas, masing-masing kelurahan, RT dan RW turun. Itu yang kita lakukan secara maksimal. Dengan begitu masyarakat akan tahu jenis obat yang memang tidak digunakan saat ini," jelasnya.
(esw/fat)