DPD Golkar Jawa Timur melalui organisasi sayap DPD Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) menggelar lomba Musabaqah Tartil Al Qur'an memperingati Hari Santri dan 2 Tahun Tahsin Al-Qur'an Masjid Al Mujahidin, Surabaya, Minggu (23/10/2022) malam.
Ketua DPD Golkar Jatim, M Sarmuji dalam sambutannya mengatakan, jiwa seorang santri tidak akan terbelah antara Indonesia dan Islam. Menurutnya, Indonesia dan Islam adalah satu kesatuan yang dipegang teguh prinsipnya seorang santri.
"Penting kita peringati hari Santri, karena seorang santri kepribadiannya yang utuh antara dirinya warga negara Indonesia, antara dirinya sebagai beragama Islam. Seorang santri tidak pernah mengalami jiwanya terbelah antara Indonesia dan Islam, karena itu adalah satu tarikan nafas yang tidak bisa kita pisahkan," kata Sarmuji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarmuji yang dekat dengan lingkungan santri seringkali mendengar curhatan dari santri. Bahkan, curhatan ini sering ia temukan di lingkungan kampus.
"Saya ingin mewanti-wanti, banyak pertanyaan menjebak, bahkan di dunia kampus. Pilih mana antara Alquran atau Pancasila? Kalau kita orang yang tidak punya pengetahuan agama yang cukup, pasti kita galau menghadapi pertanyaan seperti itu," ungkapnya.
"Kita seolah dihadapkan, bawah antara Pancasila dan Alquran sesuatu bertentangan. Seorang santri pasti memahami bahwa Pancasila dan Islam adalah sesuatu yang berkesesuaian bukan sesuatu bertentangan. Bahkan Pancasila digali salah satunya dari nilai-nilai di Alquran," sambungnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini mengungkapkan, nilai-nilai yang ada di Alquran menjadi salah satu dasar dari nilai Pancasila mulai sila pertama hingga sila ke-5.
"Orang lain di luar Islam tentu tidak bisa memahami makna surat Al-Ikhlas, bahwa di dalam Islam Allah itu satu. Tetapi orang lain memahami apabila itu Ketuhanan Yang Maha Esa," ungkapnya.
"Lalu sesungguhnya kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan perempuan, kami jadikan bersuku-suku. Bahkan di Alquran ditegaskan, membunuh satu manusia saja, sama membunuh keseluruhan manusia. Tentu itu harus dideklarasikan objektif, artinya supaya orang paham ada di nilai Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab," sambungnya.
Ketua Umum KAUJE ini kemudian mengutip Surat Al Imron ayat 103. Di ayat tersebut dimaknakan sebagai Persatuan Indonesia dalam sila ke-3 Pancasila.
"Ayat yang mengatakan janganlah kalian bercerai berai. Hendaklah kalian berpegang pada tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai. Di umat lain mungkin tidak faham, tapi memahami Persatuan Indonesia. Begitupun di sila ke-4 dan ke-5. Bahwa ajaran-ajaran di Alquran selaras dengan Pancasila," bebernya.
Sarmuji menyatakan, santri harus bisa menyampaikan nilai-nilai dari ajaran Alquran untuk seluruh warga Indonesia yang beragam dari berbagai suku.
"Santri juga menyadari bahwa nilai Alquran itu harus dipahamkan, diobjetifikasikan ke orang lain. Karena Indonesia bangsa majemuk, terdiri dari ratusan suku bangsa dan agama. Seorang santri akan menegaskan Pancasila sebagai falsafah dasar negara, sekaligus memahami Alquran sebagai nilai tertinggi kita. Dan nilai Pancasila digali dari nilai Alquran," katanya.
Sarmuji menegaskan, seorang santri adalah seorang yang nasionalis. Perjuangan santri ikut dalam mengusir penjajah menunjukkan bahwa santri mencintai negara Indonesia.
"Memperingati HSN, menegaskan ke-Indonesiaan kita dan ke-Islaman kita. Bahwa mencintai Indonesia adalah sebagaian dari iman. Kita peringati Hari Santri dalam rangkaian musabaqah tartil Quran , sekaligus kita mengingat kembali nilai Alquran menjadi dasar bagi persatuan Indonesia," tandasnya.
(faa/fat)