Cara Beda Gerindra Jatim Rayakan Hari Santri: Napak Tilas ke Penjara Koblen

Cara Beda Gerindra Jatim Rayakan Hari Santri: Napak Tilas ke Penjara Koblen

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 22 Okt 2022 22:46 WIB
Gerindra Jatim memperingati Hari Santri dengan napak tilas ke Penjara Koblen
Gerindra Jatim memperingati Hari Santri dengan napak tilas ke Penjara Koblen (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

DPD Partai Gerindra Jawa Timur merayakan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 dengan cara berbeda. Sejumlah pengurus Gerindra Jatim melakukan tapak tilas ke Penjara Koblen, Surabaya.

Bukan tanpa alasan Gerindra Jatim memilih Penjara Koblen. Ketua DPD Gerindra Jatim, Anwar Sadad menyebut, penjara ini merupakan tempat Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari pernah menjadi tahanan politik.

"Di tempat itu selama 3 bulan, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari pernah menjadi tahanan politik. Hari ini kita napak tilas, sekaligus mengingat kembali memori-memori perjuangan para santri dahulu," kata Sadad di lokasi, Sabtu (22/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang akrab disapa Gus Sadad ini mengungkapkan, saat itu, Hasyim Asy'ari sempat menjadi tahanan politik selama 3 bulan. Mengutip dari sejarah, Gus Sadad menyebut, kala itu Hasyim Asy'ari dibebaskan oleh Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo.

"Tempat ini bersejarah, saya kira ini salah satu tempat terpenting dalam bukti sejarah, bahwa santri, arek-arek Suroboyo melawan bahkan mengusir penjajah," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Setelah dari Penjara Koblen, pengurus Gerindra Jatim melanjutkan tapak tilas ke gedung Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama atau Kantor PCNU Surabaya di Jalan Bubutan.

"Kantor ini sebagai tempat di mana para ulama pada tanggal 21 Oktober hingga 22 Oktober mengadakan pertemuan dan akhirnya bersepakat mengeluarkan resolusi. Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia penuh dengan kisah penderitaan dan pengorbanan dari para ulama dan santri," ungkap Gus Sadad.

"Bahkan, Haji Agus Salim, pahlawan nasional dari Sumatera Barat mengatakan 'leiden is lijden', pemimpin itu menderita. Sebagai generasi penerus kita menghayati makna penderitaan dan pengorbanan para pahlawan," sambungnya.

Wakil Ketua DPRD Jatim ini menyatakan, Hari Santri merupakan pengakuan atas perjuangan para santri, yang berperan dalam kemerdekaan. Ia juga mengatakan, di era kini para santri harus mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan.

"Spirit Fatwa Jihad Hadratussyaikh dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama di era kini harus direaktualisasi dalam bentuk jihad melawan kebodohan, kemiskinan, kelaparan, dan sebagainya. Ruang bagi santri untuk terlibat memperbaiki kualitas kehidupan kebangsaan telah terbuka lebar dengan adanya pengakuan terhadap peran serta para santri melalui Hari Santri Nasional," bebernya.

"Jawaban atas pengakuan tersebut adalah kompetensi. Itulah cara kita sebagai santri menghargai seluruh pengorbanan para ulama di masa-masa revolusi fisik merebut Kemerdekaan," tandas pria yang masuk bursa cagub Jatim 2024 ini.




(hil/dte)


Hide Ads